Perjalanan karir pemimpin klasemen F1 2025: Oscar Piastri

Pembalap Formula 1 dari tim McLaren Oscar Piastri merayakan kemenangannya di GP Bahrain 2025 yang berlangsung di Sirkuit Internasional Bahrain, Sakhir, Minggu (13/4/2025). (ANTARA/AFP/Giuseppe Cacace)

Jakarta (ANTARA) – Nama Oscar Piastri kini menjadi sorotan utama dalam dunia balap jet darat. Pembalap asal Australia itu berhasil memimpin klasemen sementara Formula 1 musim 2025 setelah menunjukkan konsistensi dan performa luar biasa bersama tim McLaren.

Prestasi Piastri di level tertinggi balap mobil dunia bukanlah hasil yang instan. Kariernya dirintis sejak usia sangat muda, penuh dengan kerja keras, pengorbanan, dan pencapaian gemilang di setiap jenjang kompetisi yang dilaluinya. Keberhasilan ini juga menandai kembalinya kejayaan McLaren di kancah Formula 1 setelah terakhir kali meraih gelar konstruktor pada tahun 1998.

Baca juga: Formula 1 teken kerja sama dengan GP Miami hingga 2041

Usia muda, prestasi besar

Oscar Jack Piastri lahir pada 6 April 2001 di Melbourne, Victoria. Di usianya yang baru 24 tahun, ia telah mencatatkan sejumlah prestasi penting dalam dunia balap, termasuk enam kemenangan Grand Prix dan 15 kali naik podium dari total 52 kali tampil di ajang F1. Meski belum meraih gelar juara dunia, kiprahnya musim ini mengantarkannya sebagai pemimpin klasemen sementara dan kandidat kuat peraih gelar juara dunia F1 2025.

Sejak kecil, Oscar telah menunjukkan ketertarikannya pada dunia balap. Ia memulai karier dari ajang balap mobil kendali jarak jauh (Remote Control Racing), dan menjadi juara kelas dua termuda di kejuaraan nasional pada usia sembilan tahun. Perkenalannya dengan go-kart menjadi titik balik yang membawa Piastri ke jenjang yang lebih tinggi.

Baca juga: Lando Norris segel kemenangan sprint race GP Miami

Melejit di lintasan internasional

Setelah mencetak prestasi di tingkat nasional, termasuk juara kedua di Australian National Sprint Kart Championship (2014) dan juara ketiga di Australian Gokart Championship kelas KF3 (2015), Piastri direkrut oleh Ricky Flynn Motorsport dan pindah ke Eropa pada usia 14 tahun.

Di sana, ia menapaki karier profesionalnya mulai dari Formula 4 Inggris dengan menjadi runner-up. Pada tahun 2019, ia mencatat sejarah sebagai pembalap pertama yang berhasil meraih gelar juara secara beruntun di ajang Formula Renault, Formula 3, dan Formula 2.

Keberhasilannya di Formula Renault Eurocup ditandai dengan tujuh kemenangan dan sebelas podium. Di ajang Formula 3, Piastri tampil gemilang bersama PREMA Racing dengan dua kemenangan dan empat podium dari musim yang diperpendek akibat pandemi.

Saat naik ke Formula 2, Piastri kembali mencuri perhatian dengan merebut lima pole position berturut-turut dan enam kemenangan dari 23 balapan. Ia juga hanya empat kali finis tanpa poin, hal tersebut tentunya menandakan konsistensi Piastri sebagai pembalap unggulan.

Baca juga: Piastri tak tergeser dari puncak klasemen usai menang di GP Miami

Langkah menuju Formula 1

Setelah menjuarai F2, Piastri menjadi pembalap cadangan di tim Alpine F1 untuk musim 2022. Meski belum mendapat tempat sebagai pembalap utama, ia aktif mengikuti uji coba dan tetap menjaga kemampuannya di balik layar.

Kontroversi sempat mewarnai kepindahannya ke McLaren, setelah dua tim F1 bersaing mendapatkan jasanya. Akhirnya, McLaren berhasil mengamankan jasa Piastri, dan memberinya kursi utama dengan nomor #81 serta dibina langsung oleh pelatih Kim Keedle.

Bersinar bersama McLaren

Debut Piastri di musim 2023 langsung membuktikan kapasitasnya. Ia mencetak dua podium sebagai rookie dan tampil impresif sepanjang musim. Pada musim 2024, ia kembali bersinar dengan meraih kemenangan pertamanya di Grand Prix Azerbaijan dan GP Hungaria. Kiprahnya membantu McLaren merebut gelar konstruktor pertamanya sejak 1998.

Gaya balapnya yang agresif, strategi balap yang cerdas, serta kemampuannya bersaing dengan pembalap-pembalap senior menjadikan Piastri sebagai salah satu bintang masa depan F1.

Kini, pada musim 2025, Oscar Piastri memimpin klasemen pembalap dengan total 131 poin dan terus menunjukkan performa stabil di setiap balapan. Perjalanan luar biasanya dari lintasan karting di Australia hingga ke puncak kejayaan Formula 1 menjadi inspirasi besar, khususnya bagi pembalap muda di seluruh dunia, demikian mengutip formula1.com.

Baca juga: Max Verstappen raih posisi pertama kualifikasi Formula 1 GP Miami

Baca juga: Hasil dan klasemen F1: Oscar Piastri finis pertama di GP Miami 2025

Pewarta: Raihan Fadilah

Editor: Suryanto

Copyright © ANTARA 2025

Perjalanan karir Lando Norris: Pembalap andalan McLaren asal Inggris

Pembalap McLaren Lando Norris menyegel pole position Grand Prix Australia di Sirkuit Albert Park, Melbourne, Sabtu (15/3/2025). ANTARA/X/@F1 (@F1)

Jakarta (ANTARA) – Lando Norris menjadi salah satu pembalap yang paling bersinar di ajang Formula 1 saat ini. Dengan penampilan yang semakin matang dan konsisten, pembalap asal Inggris ini menjadi andalan tim McLaren, bersaing ketat dengan rekan setimnya Oscar Piastri untuk memperebutkan gelar juara dunia musim 2025.

Norris, yang lahir di Bristol, Inggris pada 13 November 1999, telah mencatatkan 31 podium, 5 kemenangan Grand Prix, dan 1122 poin dari 134 balapan sejak memulai debutnya di F1 pada 2019. Meski belum meraih gelar juara dunia, performanya yang kian meningkat menjadikannya sebagai salah satu kandidat kuat juara di masa depan.

Baca juga: Perjalanan karir pemimpin klasemen F1 2025: Oscar Piastri

Dari karting hingga Formula 1

Perjalanan karir Lando Norris dimulai dari dunia karting. Sejak usia muda, ia sudah menunjukkan potensi besar di lintasan balap. Sejumlah prestasi di tingkat junior berhasil ia torehkan, termasuk di ajang MSA Formula, Toyota Racing Series, Eurocup Formula Renault 2.0, dan Formula Renault 2.0 Northern European Cup.

Pada 2017, Norris resmi bergabung dalam program pembinaan pembalap muda McLaren (McLaren Young Driver Programme), yang kemudian membuka jalan baginya untuk masuk ke tim utama. Debutnya di Formula 1 bersama McLaren dimulai pada musim 2019, dan sejak saat itu, Norris terus menunjukkan grafik peningkatan performa dari musim ke musim.

Runner-Up Formula 1 musim 2024

Puncak performa Norris terjadi pada musim 2024, di mana ia sukses finis sebagai runner-up klasemen akhir pembalap F1, tepat di bawah Max Verstappen. Pencapaian ini membuktikan bahwa Norris bukan sekadar pembalap muda bertalenta, tetapi juga mampu bersaing di level tertinggi melawan nama-nama besar dalam dunia Formula 1.

Penampilannya sepanjang musim 2024 begitu konsisten, serta memberikan kontribusi besar dalam membawa McLaren kembali ke posisi elite konstruktor setelah bertahun-tahun absen dari perebutan gelar.

Baca juga: Alpine umumkan pengunduran diri Oliver Oakes

Kemenangan di GP Australia 2025

Musim 2025 kembali dibuka dengan catatan manis bagi Norris. Ia berhasil menjuarai Grand Prix Australia di Sirkuit Albert Park, Melbourne, pada 16 Maret 2025. Balapan tersebut berlangsung dalam kondisi cuaca yang tak menentu, dengan hujan deras yang menyebabkan beberapa insiden dan keluarnya safety car sebanyak tiga kali.

Namun, di tengah situasi yang penuh tekanan, Norris mampu menunjukkan kematangan dan ketenangan. Ia memimpin sejak awal, meski mendapat tekanan kuat dari rekan setimnya, Oscar Piastri, serta Max Verstappen. Pergantian ban yang tepat dan strategi balap yang cermat membuat Norris mempertahankan posisi hingga garis finis.

Ia menuntaskan balapan sebagai pemenang, disusul Verstappen di posisi kedua dan George Russell di posisi ketiga. Kemenangan ini menjadi bukti nyata bahwa Norris memiliki kemampuan untuk bersaing di tengah tekanan dan kondisi sulit.

Andalan McLaren di papan atas

Saat ini, Norris menempati posisi kedua klasemen sementara pembalap Formula 1 musim 2025, hanya terpaut dari Oscar Piastri. Kedua pembalap McLaren ini tengah bersaing ketat, sekaligus menunjukkan dominasi tim McLaren dalam musim balap tahun ini.

Dengan gaya balap yang agresif namun cerdas, serta kemampuan adaptasi tinggi terhadap kondisi lintasan, Lando Norris telah membuktikan bahwa dirinya merupakan aset berharga bagi McLaren. Para pengamat F1 pun menjagokannya sebagai calon juara dunia di masa mendatang.

Di usianya yang masih 25 tahun, Norris memiliki masa depan cerah di dunia balap. Kemenangan di Australia menjadi langkah awal penting dalam usahanya meraih gelar juara dunia Formula 1.

Baca juga: Hasil dan klasemen F1: Oscar Piastri finis pertama di GP Miami 2025

Baca juga: Piastri tak tergeser dari puncak klasemen usai menang di GP Miami

Pewarta: Raihan Fadilah

Editor: Suryanto

Copyright © ANTARA 2025

Perjalanan George Russell hingga menembus Formula 1

Foto arsip: Pembalap Formula 1 dari Mercedes George Russell. (Photo by Geoff Robins / AFP) (AFP/GEOFF ROBINS)

Jakarta (ANTARA) – George Russell merupakan salah satu pembalap muda berbakat asal Inggris yang kini menjadi andalan tim Mercedes-AMG PETRONAS Formula One Team di ajang balap Formula 1. Dengan semboyan “If in doubt, go flat out”, Russell dikenal sebagai sosok pembalap yang agresif, berani mengambil risiko, dan konsisten menunjukkan performa terbaiknya di lintasan.

George William Russell lahir di King’s Lynn, Norfolk, Inggris, pada 15 Februari 1998. Ia merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara, putra pasangan Steve dan Alison Russell. Kecintaannya pada dunia balap sudah tumbuh sejak kecil, terinspirasi oleh sang kakak, Benjy Russell, yang merupakan juara nasional karting. George mulai mengendarai gokart pada usia tujuh tahun dan mengikuti berbagai kejuaraan nasional di Inggris.

Baca juga: Perjalanan karir Lando Norris: Pembalap andalan McLaren asal Inggris

Melejit dari dunia karting ke balap Formula

Prestasi George Russell di dunia karting dimulai dengan gelar juara Super 1 National Championship kategori ROTAX Mini Max. Ia juga menjuarai FIA European Karting Championship di kelas KF3, yang menjadi salah satu kompetisi karting paling bergengsi di dunia.

Karirnya di balap mobil dimulai di ajang Formula 3 Eropa bersama tim HitechGP, di mana ia berhasil finis di posisi ketiga klasemen akhir musim 2016. Tahun berikutnya, Russell bergabung dengan program pembalap junior Mercedes-AMG PETRONAS dan menunjukkan performa gemilang dengan menjuarai GP3 Series musim 2017.

Pada musim 2018, ia tampil dominan di Formula 2 bersama ART Grand Prix, mencatatkan tujuh kemenangan dari 24 balapan dan keluar sebagai juara dunia F2. Pada tahun yang sama, ia ditunjuk sebagai pembalap cadangan untuk tim Mercedes-AMG PETRONAS F1.

Debut di Formula 1 bersama Williams

George Russell memulai debutnya di Formula 1 pada musim 2019 bersama tim Williams. Meskipun tim tersebut tengah mengalami masa sulit, Russell tetap mampu menunjukkan kemampuannya dengan secara konsisten mengungguli rekan setimnya, Robert Kubica, dalam sesi kualifikasi sepanjang musim.

Baca juga: Perjalanan karir pemimpin klasemen F1 2025: Oscar Piastri

Pada musim 2020, Russell kembali memperkuat Williams. Namun, sorotan datang saat ia mendapat kesempatan menggantikan Lewis Hamilton di tim Mercedes pada Grand Prix Sakhir karena Hamilton dinyatakan positif COVID-19. Russell tampil impresif dengan nyaris meraih pole position dan memimpin sebagian besar balapan. Sayangnya, kesalahan strategi pit stop dan insiden ban bocor menggagalkan peluangnya meraih kemenangan perdana.

Karir bersinar bersama Mercedes

​​​​​​​Musim 2022 menjadi titik balik dalam karir Russell saat ia resmi bergabung dengan tim Mercedes sebagai pembalap penuh waktu. Ia mencetak pole position pertamanya di GP Hungaria dan meraih kemenangan perdana di GP Sao Paulo, Brasil, menjadi satu-satunya kemenangan Mercedes pada musim tersebut.

Ia kembali naik podium pada dua balapan di musim 2024, termasuk tampil impresif di GP Las Vegas, di mana ia finis tercepat dengan catatan waktu 1 jam 22 menit 05,969 detik di Sirkuit Las Vegas Strip.

Namun, tak semua balapan berjalan sesuai harapan. Pada GP Sao Paulo 2024, Russell harus puas finis di posisi keempat. Ia mengaku kecewa karena strategi yang diambil tidak berjalan efektif.

Pemimpin tim Mercedes dan harapan masa depan

Sejak Lewis Hamilton hengkang ke Ferrari pada musim 2025, George Russell kini memegang peran sebagai pembalap utama tim Mercedes. Dengan koleksi 807 poin dari 134 balapan serta 3 kemenangan dan 19 podium sepanjang karier F1-nya, Russell membuktikan dirinya sebagai salah satu pembalap elit di lintasan.

Pada klasemen sementara Formula 1 musim 2025, Russell menempati posisi keempat dengan perolehan 93 poin. Ia terus berjuang membawa Mercedes kembali ke puncak persaingan, dan harapan besar disematkan kepadanya untuk meraih gelar juara dunia di masa depan.

Baca juga: Piastri tak tergeser dari puncak klasemen usai menang di GP Miami

Baca juga: Alpine umumkan pengunduran diri Oliver Oakes

Pewarta: Raihan Fadilah

Editor: Suryanto

Copyright © ANTARA 2025

8 spot panjat tebing di Indonesia dengan alam indah memukau

Pegiat panjat tebing membentangkan Bendera Merah Putih berukuran panjang sembilan meter dan lebar enam meter di tebing Kerto Embo, kawasan lereng Gunung Wilis, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Kamis (17/8/2023). . ANTARA FOTO/Siswowidodo/hp. (ANTARA FOTO/SISWOWIDODO)

Jakarta (ANTARA) – Indonesia adalah tempat yang sempurna bagi para pecinta olahraga ekstrem, khususnya panjat tebing. Beragam jenis tebing yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia tidak hanya memberikan tantangan yang mendebarkan, tetapi juga menyajikan pemandangan alam yang luar biasa memukau.

Baik Anda seorang pemula yang baru mencoba panjat tebing atau pendaki berpengalaman yang mencari tantangan baru, destinasi-destinasi ini menjadi tempat yang wajib dikunjungi. Inilah beberapa lokasi panjat tebing terbaik di Indonesia yang siap menguji kemampuan dan memberikan pengalaman tak terlupakan, melansir berbagai sumber.

Baca juga: Mengenal 3 jenis panjat tebing dalam kompetisi resmi

Destinasi panjat tebing di Indonesia

1. Tebing Lembah Harau, Sumatera Barat

Tempat panjat tebing pertama yang layak kamu coba adalah Lembah Harau, yang berlokasi tak jauh dari Kota Payakumbuh, Sumatera Barat. Keindahan alamnya sudah lama dikenal di kalangan penggemar panjat tebing di Indonesia.

Tebing-tebing granit yang menjulang di kawasan seluas 270,5 hektar ini menyuguhkan tantangan tersendiri. Dengan ketinggian antara 100 hingga 500 meter, tebing-tebing di Lembah Harau siap menguji keberanian para pendaki.

2. Tebing Gunung Parang, Jawa Barat

Gunung Parang yang berada di Jawa Barat dikenal sebagai spot panjat tebing tertinggi di Indonesia. Gunung yang tersusun dari batu andesit ini bukan hanya digemari pemanjat lokal, tapi juga menarik perhatian pendaki dari berbagai negara. Dengan ketinggian mencapai 963 meter di atas permukaan laut, Gunung Parang bahkan disebut sebagai tebing panjat tertinggi kedua di Asia.

Terdapat tiga puncak yang bisa ditaklukkan, yakni Tower I, Tower II, dan Tower III. Kamu bisa memilih jalur panjat biasa atau menantang adrenalin lewat rute via ferrata, yang telah dilengkapi tangga-tangga besi. Lokasinya berada di Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat.

Baca juga: 10 tips keselamatan panjat tebing yang wajib diketahui pemula

3. Tebing Pantai Siung, Yogyakarta

Berada di sisi selatan Yogyakarta, Pantai Siung menawarkan pengalaman panjat tebing yang unik karena letaknya yang berada persis di tepi laut. Tebing karst di sini menyediakan lebih dari 250 jalur panjat dengan beragam tingkat kesulitan dan suguhan pemandangan laut yang luar biasa indah.

Yang membuatnya istimewa, kamu akan mendaki sambil ditemani suara debur ombak yang menenangkan. Setelah puas memanjat, kamu bisa bersantai di pantai berpasir putih yang tak kalah memesona.

4. Tebing Sumbing, Kediri, Jawa Timur

Tebing yang satu ini cocok bagi kamu yang menyukai tantangan berat. Tebing Sumbing, yang terletak di kawasan Ngacar, Kediri, berada tidak jauh dari puncak Gunung Kelud.

Lokasi ini menawarkan sensasi panjat tebing yang menguji fisik sekaligus nyali, menjadikannya favorit bagi para pendaki berpengalaman yang haus akan tantangan ekstrem.

5. Tebing Citatah, Padalarang, Kabupaten Bandung

Tebing Citatah merupakan bagian dari kawasan geopark di Desa Cipatat, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Kawasan ini terkenal dengan lanskap alamnya yang menawan dan nilai sejarah yang tinggi karena dipercaya telah dihuni manusia sejak masa prasejarah.

Di Geopark Citatah, ada tiga tebing yang menjadi lokasi favorit untuk panjat tebing, masing-masing setinggi 48 meter, 90 meter, dan 125 meter. Selain cocok untuk olahraga ekstrem, tempat ini juga menawarkan pemandangan yang luar biasa bagi para pengunjung.

Baca juga: 14 teknik dasar panjat tebing yang perlu Anda pahami

6. Tebing Carstensz Pyramid, Pegunungan Jayawijaya

Tebing yang satu ini terletak di puncak tertinggi Indonesia, yaitu Gunung Jayawijaya. Tidak semua orang bisa menaklukkan tebing ini karena tantangannya benar-benar ekstrem. Selain kemampuan teknis dan perlengkapan yang memadai, para pendaki juga harus memiliki fisik yang prima.

Tingginya tebing, kemiringan yang curam, serta suhu dingin khas puncak Jayawijaya membuat pendakian ke Carstensz Pyramid menjadi pengalaman yang sangat menantang.

7. Tebing Prangas, Kabupaten Malang

Tebing ini dinamai sesuai dengan lokasi keberadaan-nya, yaitu Desa Prangas, Kecamatan Sumbermanjing, Kabupaten Malang. Dengan ketinggian sekitar 100 meter, tebing ini menyuguhkan tantangan dari batuan kapur yang keras.

8. Tebing Pantai Padang-Padang, Bali

Tebing yang berada di Pantai Padang-Padang ini menghadirkan pengalaman mendaki dengan latar belakang pantai yang menawan. Tebing kapur-nya cocok untuk pendaki pemula hingga yang sudah berpengalaman.

Selain sebagai lokasi panjat tebing, pantai ini juga terkenal secara internasional dan pernah menjadi lokasi syuting film, menjadikannya magnet bagi wisatawan dari berbagai penjuru dunia.

Baca juga: Daftar alat panjat tebing yang harus dimiliki pemanjat

Baca juga: 8 manfaat olahraga panjat tebing bagi kesehatan fisik dan mental

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus

Editor: Suryanto

Copyright © ANTARA 2025

Panjat tebing dalam atau luar ruang, mana yang lebih seru?

Atlet panjat tebing Britania Raya Erin Mcneice berusaha memanjat mencapai puncak pada babak final kategori lead putri seri ketiga IFSC Climbing World Cup 2025 di Pulau Peninsula, Nusa Dua, Badung, Bali, Minggu (4/5/2025). Pada babak final itu atlet Britania Raya Erin Mcneice berhasil meraih medali emas diikuti atlet Korea Selatan Seo Chaehyun meraih medali perak dan medali perunggu diraih atlet asal Jepang Ai Mori. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/YU (ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF)

Jakarta (ANTARA) – Panjat tebing merupakan olahraga yang menarik bagi banyak orang, baik yang mencari tantangan fisik maupun mental. Namun, banyak yang masih bingung mengenai perbedaan antara panjat tebing luar ruangan dan dalam ruangan.

Meskipun keduanya mengandalkan keterampilan yang sama, yaitu kekuatan fisik, teknik, dan strategi, ada perbedaan signifikan dalam hal medan, tantangan, dan pengalaman yang ditawarkan.

Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut ini akan membahas perbedaan utama antara panjat tebing luar ruangan dan dalam ruangan, yang telah dilansir dari berbagai sumber.

Baca juga: Mengenal 3 jenis panjat tebing dalam kompetisi resmi

Mengenal panjat tebing luar ruangan

Panjat tebing di luar ruangan menawarkan tantangan yang jauh lebih besar karena dilakukan di atas bebatuan alami dan dipengaruhi oleh kondisi cuaca sekitar. Bagi mereka yang gemar mencari pengalaman seru dan menjelajahi alam, olahraga ini menjadi pilihan yang menarik.

Berbeda dengan rute panjat tebing dalam ruangan, kegiatan ini memerlukan keterampilan dalam memecahkan masalah serta kemampuan beradaptasi dengan medan dan kondisi lapangan yang terus berubah.

Tingkat kesulitannya dipengaruhi oleh elemen alam seperti tebing, retakan, cuaca, dan medan yang curam. Meskipun demikian, sensasi yang dirasakan saat panjat tebing luar ruangan sangat luar biasa, ditambah dengan pemandangan alam yang menakjubkan dan rasa kepuasan yang sulit ditandingi.

Berikut adalah beberapa gaya panjat tebing luar ruangan:

1. Panjat tebing dengan tali

Gaya ini adalah yang paling umum dikenal, di mana pendaki menggunakan tali penjepit dan quickdraw untuk mengaitkan tali ke gantungan baut yang terpasang di dinding tebing.

2. Panjat tebing tradisional

Pada gaya ini, pendaki memasang peralatan pengaman seperti mur dan cam secara manual selama pendakian. Dibutuhkan keterampilan khusus untuk memastikan keselamatan saat memanjat, karena risiko jatuh sangat tinggi.

3. Panjat tebing solo bebas

Ini adalah bentuk panjat tebing yang paling menantang, karena tidak ada sabuk pengaman atau perlindungan lainnya. Pendaki bisa mencapai ketinggian ribuan kaki, yang menjadikannya sangat berisiko. Aktivitas ini umumnya dilakukan oleh pendaki profesional yang memiliki kekuatan fisik dan mental yang matang.

Baca juga: Daftar alat panjat tebing yang harus dimiliki pemanjat

4. Panjat tebing multi-nada

Pada gaya ini, pendaki menggunakan satu tali sepanjang 50 hingga 70 meter untuk mendaki. Biasanya, pendakian jenis ini memakan waktu beberapa hari untuk menyelesaikannya, dengan tujuan mencapai ketinggian ribuan kaki.

Tantangan dalam panjat tebing luar ruangan tidak hanya menguji fisik tetapi juga mental, dan memberikan pengalaman yang luar biasa bagi para pendaki.

Panjat tebing dalam ruangan

Panjat tebing dalam ruangan dilakukan pada permukaan vertikal yang curam, biasanya di pusat panjat tebing khusus. Dengan lingkungan yang terkendali, rute yang aman, dan lantai empuk, jenis panjat tebing ini memberikan pengalaman yang nyaman dan terkontrol. Ini menjadi pilihan yang ideal bagi pemula yang ingin merasakan tantangan dalam olahraga ini.

Dinding panjat tebing dalam ruangan terbuat dari tripleks yang dilapisi pegangan buatan menyerupai bebatuan, mirip dengan tebing alami pada panjat tebing luar ruangan. Meskipun berada di dalam ruangan, aktivitas ini tetap dilatih oleh para profesional.

Sebelum mencoba panjat tebing di alam terbuka, banyak orang memilih untuk memulai di dalam ruangan agar bisa berlatih di lingkungan yang lebih aman dan nyaman. Berikut dua gaya panjat tebing dalam ruangan:

1. Top-roping

Pada gaya ini, pendaki memanjat hingga ketinggian 50 kaki sesuai dengan fasilitas di pusat kebugaran. Pendaki menggunakan tali yang sudah terpasang dengan rapi, dan tingkat kesulitan ditentukan berdasarkan keterampilan yang telah terlatih.

2. Bouldering

Bouldering melibatkan batu-batu besar dengan ketinggian sekitar 15 kaki. Rute pada bouldering sering disebut sebagai “boulder problem,” yang mirip dengan teka-teki dan mengharuskan gerakan dinamis. Pada jenis panjat tebing ini, tidak diperlukan tali, helm, atau perlengkapan keselamatan lainnya.

Baca juga: 8 spot panjat tebing di Indonesia dengan alam indah memukau

Perbedaan panjat tebing luar ruangan dan panjat tebing dalam ruangan:

1. Teknik memanjat

• Luar ruangan

Memanjat di alam terbuka membutuhkan riset dan pemahaman terhadap teknik yang sesuai dengan rute dan kemiringan tebing. Selain itu, pendaki juga harus menyiapkan mental untuk menghadapi tantangan alam seperti lipatan batu, lempengan, dan tonjolan yang sering dijumpai.

• Dalam ruangan

Panjat tebing dalam ruangan memberikan lingkungan yang lebih terkendali, ideal untuk memperbaiki teknik. Fokus utamanya adalah pada kekuatan, daya tahan, dan pemecahan masalah agar pendaki lebih siap menghadapi tantangan di luar ruangan.

2. Peralatan panjat tebing

• Luar ruangan

Peralatan yang digunakan harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan tempat pendakian, seperti tali, helm, bantalan anti-jatuh, dan tas untuk tali sebagai perlindungan utama.

Baca juga: 10 tips keselamatan panjat tebing yang wajib diketahui pemula

• Dalam ruangan

Perlengkapan sudah disediakan oleh tempat latihan, seperti quickdraw, sepatu panjat, tali pengaman, dan tas kapur. Peralatan ini lebih mudah dan praktis untuk digunakan dalam lingkungan yang lebih terkontrol.

3. Pendaratan

• Luar ruangan

Pendaratan bergantung pada kondisi alam sekitar. Dalam bouldering, misalnya, pendaratan bisa keras, sehingga diperlukan keterampilan melindungi diri, mengingat medan yang tidak rata dan tanah berbatu.

• Dalam ruangan

Pendaratan sudah dipersiapkan dengan matras busa dan lantai datar yang aman, mengurangi risiko cedera dan memberikan kenyamanan selama latihan.

4. Cuaca

• Luar ruangan

Cuaca sangat mempengaruhi kegiatan panjat tebing di luar ruangan, terutama ketika kondisi tidak dapat diprediksi seperti hujan, salju, atau panas ekstrem. Cuaca buruk dapat membuat pendakian menjadi lebih berbahaya, dan tanpa sinar matahari, angin kencang bisa menambah tantangan.

• Dalam ruangan

Panjat tebing dalam ruangan tidak terpengaruh cuaca eksternal karena lingkungan sudah disesuaikan dengan pencahayaan yang baik, pendingin udara (AC), dan tempat yang nyaman untuk latihan.

5. Tebing

• Luar ruangan

Tebing alami disesuaikan dengan arah dan jalur pendakian, dengan pengaturan baut untuk mempermudah pemanjatan, terutama bagi pemula.

• Dalam ruangan

Tempat panjat tebing dalam ruangan dirancang agar tetap nyaman dan sejuk, memberikan ruang latihan yang aman dan terkendali.

Baca juga: 8 manfaat olahraga panjat tebing bagi kesehatan fisik dan mental

Baca juga: 14 teknik dasar panjat tebing yang perlu Anda pahami

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus

Editor: Suryanto

Copyright © ANTARA 2025

Profil sang juara F1 empat kali berturut-turut: Max Verstappen

Pembalap Red Bull Racing Max Verstappen merayakan podium dalam Formula One Japanese Grand Prix di Suzuka circuit in Suzuka, Perfektur Mie, Jepang pada 6 April 2025. (Photo by Toshifumi KITAMURA / AFP) (AFP/TOSHIFUMI KITAMURA)

Jakarta (ANTARA) – Pembalap muda asal Belanda yang kini membela tim Red Bull Racing, Max Verstappen mencatatkan namanya sebagai salah satu legenda balap Formula 1 dengan torehan empat gelar juara dunia secara beruntun dari musim 2021 hingga 2024. Kiprah luar biasanya di dunia balap menjadikan Verstappen sebagai kekuatan dominan dalam era modern F1.

Lahir di Hasselt, Belgia, pada 30 September 1997, Max berasal dari keluarga pembalap. Ayahnya, Jos Verstappen, merupakan mantan pembalap Formula 1, sementara sang ibu, Sophie Kumpen, adalah mantan pembalap gokart asal Belgia.

Meskipun lahir di Belgia, Max memilih berkarir di bawah bendera Belanda karena ia lebih banyak menghabiskan waktu bersama sang ayah usai perceraian orang tuanya.

Bakat balapnya mulai terlihat sejak usia empat tahun ketika ia mulai menekuni dunia karting. Berbagai kejuaraan ia menangi di usia muda, termasuk menjuarai Kejuaraan Dunia KZ 2013 di Varennes-sur-Allier, Prancis, yang memperkuat reputasinya sebagai calon bintang besar dunia balap.

Baca juga: Perjalanan George Russell hingga menembus Formula 1

Karir profesional Max di balap mobil formula dimulai saat ia direkrut oleh Van Amersfoort Racing untuk bertarung di Kejuaraan Eropa FIA Formula 3. Pada usia 16 tahun, Max mencatatkan enam kemenangan beruntun dan finis di posisi ketiga klasemen akhir, pencapaian inilah yang membawanya dilirik Red Bull.

Debut Verstappen di ajang Formula 1 terjadi pada 2015 bersama tim junior Red Bull, Scuderia Toro Rosso. Saat itu, ia menjadi pembalap termuda yang pernah tampil dalam balapan F1, yakni pada usia 17 tahun 166 hari, dalam Grand Prix Australia.

Musim 2016 menjadi titik balik besar dalam karirnya. Max dipromosikan ke tim utama Red Bull Racing hanya lima seri setelah musim dimulai dan langsung mencetak kemenangan dalam debutnya di GP Spanyol. Kemenangan tersebut menjadikannya sebagai pemenang termuda dalam sejarah Formula 1 pada usia 18 tahun 228 hari.

Baca juga: Perjalanan karir Lando Norris: Pembalap andalan McLaren asal Inggris

Seiring berjalannya waktu, Verstappen terus menunjukkan performa konsisten dan agresif di lintasan. Setelah beberapa musim menjadi penantang serius bagi dominasi Mercedes, Verstappen akhirnya meraih gelar juara dunia pertamanya pada 2021 dalam balapan dramatis melawan Lewis Hamilton di Abu Dhabi.

Ia mempertahankan gelarnya secara meyakinkan pada 2022, mengunci gelar keduanya di GP Jepang. Dominasi Verstappen berlanjut di musim 2023 dengan kemenangan beruntun yang membawanya meraih gelar ketiga, dan kemudian mengukir sejarah dengan gelar keempatnya pada 2024.

Hingga musim 2025, Verstappen telah tampil dalam 215 Grand Prix, mengoleksi 64 kemenangan balapan, 115 podium, dan total 3122,5 poin. Ia juga meraih berbagai penghargaan seperti FIA Action of the Year, FIA Personality of the Year, dan FIA Rookie of the Year.

Musim ini, Max Verstappen menempati posisi ketiga klasemen sementara F1 2025 dengan raihan 99 poin, dan tetap menjadi pesaing utama dalam perburuan gelar dunia berikutnya.

Baca juga: Alpine umumkan pengunduran diri Oliver Oakes

Baca juga: Perjalanan karir pemimpin klasemen F1 2025: Oscar Piastri

Pewarta: Raihan Fadilah

Editor: Suryanto

Copyright © ANTARA 2025

Perjalanan karier pembalap F1 asal Thailand, Alex Albon

Pebalap tim Williams Alex Albon di Sirkuit Marina Bay, Singapura, (29/9/2022) (AFP/LILLIAN SUWANRUMPHA)

Jakarta (ANTARA) – Alexander Albon Ansusinha, atau lebih dikenal dengan nama Alex Albon, merupakan pembalap Formula 1 yang saat ini membela tim Williams Mercedes. Lahir di London, Inggris, pada 23 Maret 1996, Albon memilih bertarung di lintasan balap di bawah bendera Thailand, tanah kelahiran ibunya. Dengan gaya balapnya yang agresif namun terkontrol, ia berhasil menjadi ikon motorsport Asia Tenggara di ajang balap paling prestisius di dunia.

Albon memulai petualangannya di dunia balap sejak usia delapan tahun melalui kelas Honda Cadet pada 2005. Bakatnya terlihat sejak dini, dengan meraih berbagai podium di kejuaraan gokart dari tahun 2006 hingga 2011. Ia tumbuh bersama generasi pembalap hebat seperti Max Verstappen, Charles Leclerc, George Russell, dan Lando Norris, yang juga kini menghiasi lintasan F1.

Kariernya berlanjut ke balapan mobil formula pada 2012 melalui ajang Formula Renault 2.0, kemudian tampil di Formula 3 dan GP3. Pada 2018, Albon menjadi pesaing serius Charles Leclerc dalam perebutan gelar juara GP3, dan menunjukkan kualitasnya sebagai calon bintang besar.

Baca juga: Profil sang juara F1 empat kali berturut-turut: Max Verstappen

Debut Albon di Formula 1 dimulai pada 2019 bersama tim Toro Rosso, anak perusahaan Red Bull Racing. Meski sempat merasa kurang persiapan, ia tampil impresif hingga akhirnya dipromosikan ke tim utama Red Bull di pertengahan musim. Pada musim 2020, ia mencatatkan dua podium, masing-masing di Grand Prix Toskana dan Bahrain.

Namun performa yang kurang konsisten membuatnya kehilangan kursi di Red Bull pada akhir musim 2020. Meski demikian, Albon tetap dipertahankan sebagai pembalap cadangan dan penguji. Kesempatan kembali ke F1 datang pada 2022 saat Williams mengontraknya sebagai pembalap utama. Ia memanfaatkan peluang tersebut dengan membuktikan diri sebagai pembalap cepat dan matang, serta menjadi tulang punggung tim dalam beberapa musim terakhir.

Musim 2025 menjadi awal yang positif bagi Albon. Ia finis kelima di Grand Prix Australia pada 16 Maret, disusul posisi ketujuh di GP Shanghai yang bertepatan dengan ulang tahunnya ke-29. Setelah rehat sejenak di Bangkok bersama kekasihnya, pegolf profesional Lily Muni He, Albon kembali tampil konsisten dengan menempati posisi kesembilan di GP Jepang dan GP Arab Saudi.

Baca juga: Perjalanan George Russell hingga menembus Formula 1

Secara keseluruhan, Albon telah mengikuti 110 Grand Prix, meraih dua podium, dan mengumpulkan total 270 poin. Pencapaian terbaiknya sejauh ini adalah finis ketiga sebanyak dua kali. Ia juga pernah meraih posisi start terbaik di urutan keempat.

Di balik helm balapnya, Albon dikenal sebagai sosok yang santai dan ramah, dengan senyum khas yang membuatnya disukai rekan-rekan di paddock. Namun ia tetap memiliki determinasi kuat untuk terus berkembang. Ia bahkan pernah menceritakan perjuangannya mencari kursi balap dengan membagikan CV kepada petinggi tim di paddock F1 hingga akhirnya direkrut oleh mantan bos Williams, Jost Capito.

Selain dunia balap, Albon dikenal sebagai pecinta binatang. Keluarganya memelihara sejumlah hewan seperti anjing, kucing, dan kuda, yang kerap tampil dalam akun media sosial “Albon Pets”. Ia bahkan merilis koleksi pakaian edisi khusus bertema hewan peliharaannya.

Sebagai pembalap berdarah Thailand-Inggris, Albon membawa semangat Asia ke lintasan balap dunia. Ia adalah pembalap Thailand pertama yang tampil di Formula 1 sejak Pangeran Bira pada tahun 1955. Kini, ia aktif mendukung rencana untuk menggelar balapan F1 di Bangkok, dan telah menyatakan niat untuk membicarakan hal tersebut lebih lanjut dengan CEO Formula 1 Stefano Domenicali.

Saat ini, Albon berada di posisi kedelapan klasemen sementara F1 musim 2025 dengan raihan 30 poin. Timnya, Williams Mercedes, menempati posisi kelima klasemen konstruktor dengan total 37 poin. Performa positif ini menjadi harapan baru bagi Williams untuk kembali bersaing di papan atas Formula 1, dan Albon menjadi kunci penting dalam kebangkitan tim legendaris tersebut.

Baca juga: Perjalanan karir pemimpin klasemen F1 2025: Oscar Piastri

Baca juga: Perjalanan karir Lando Norris: Pembalap andalan McLaren asal Inggris

Pewarta: Raihan Fadilah

Editor: Suryanto

Copyright © ANTARA 2025

Pernahkah Indonesia jadi tuan rumah F1?

Pembalap McLaren asal Australia Oscar Piastri melaju setelah melakukan pit stop selama Grand Prix Formula Satu Arab Saudi 2025 di Sirkuit Corniche Jeddah pada tanggal 20 April 2025. ANTARA/AFP/Thaier Al-Sudani/pri. (AFP/THAIER AL-SUDANI)

Jakarta (ANTARA) – Deru mesin jet, manuver ekstrem di tikungan tajam, dan adrenalin tinggi di balik kemudi mobil tercepat di dunia. Itulah sensasi Formula 1 (F1), ajang balap mobil paling bergengsi yang menyihir jutaan penonton di seluruh dunia. Namun, di tengah hiruk-pikuk kalender balapan global, satu pertanyaan mengemuka di tengah penggemar balap di Indonesia, “pernahkah Indonesia menjadi tuan rumah F1?”

Hingga kini, Indonesia belum pernah tercatat sebagai tuan rumah Grand Prix Formula 1 dalam sejarah panjang kejuaraan tersebut. Padahal, sejak F1 pertama kali digelar pada 1950, lebih dari 70 negara telah mencicipi pengalaman menjadi tuan rumah ajang balap bergengsi ini.

Baca juga: Max Verstappen raih posisi pertama kualifikasi Formula 1 GP Miami

Pada musim 2025, F1 memasuki usia ke-75 tahun dengan menyusun kalender padat berisi 24 Grand Prix di 21 negara yang tersebar di lima benua. Sirkuit legendaris seperti Silverstone (Inggris), Spa-Francorchamps (Belgia), hingga Suzuka (Jepang), berpadu dengan venue-venue modern seperti Las Vegas dan Miami (Amerika Serikat). Di Asia Tenggara sendiri, hanya Singapura yang menjadi satu-satunya tuan rumah tetap melalui gelaran Singapore Grand Prix.

Namun, wacana perluasan penyelenggaraan F1 di kawasan Asia Tenggara semakin mengemuka. CEO Liberty Media Greg Maffei mengungkapkan bahwa Thailand dan Indonesia kini masuk dalam radar untuk menjadi tuan rumah masa depan. Pernyataan ini disampaikan dalam sebuah forum otomotif internasional di Monako, Mei 2024 lalu.

Keinginan Indonesia untuk menggelar F1 sebenarnya bukan hal baru. Pada Mei 2019, Presiden RI Joko Widodo meminta pihak terkait untuk menjajaki peluang penyelenggaraan balapan F1 di Tanah Air. Langkah ini disambut oleh Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) yang kala itu dipimpin Abdulbar Mansoer, dengan melihat potensi kawasan Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB), sebagai lokasi yang layak.

Baca juga: Perjalanan karir pemimpin klasemen F1 2025: Oscar Piastri

Setelah sukses menggelar World Superbike (WSBK) dan MotoGP sejak 2021 dan 2022 di Sirkuit Mandalika, asa untuk membawa Formula 1 ke Indonesia pun kembali menguat. Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI), Bambang Soesatyo, mengonfirmasi bahwa pihaknya terus melakukan lobi aktif agar Indonesia bisa masuk kalender F1 pada musim 2026.

Komitmen Indonesia untuk menjadi tuan rumah juga ditunjukkan melalui rencana pembangunan sirkuit baru berstandar Formula 1 di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara, serta di Pulau Bintan, Kepulauan Riau. Namun hingga kini, belum ada pengumuman resmi dari pihak Formula 1 mengenai penambahan sirkuit baru di Indonesia.

Meski peluang terbuka, tantangan yang dihadapi pun tidak sedikit. F1 dikenal sebagai ajang dengan kebutuhan logistik dan pendanaan yang sangat besar. Negara tuan rumah harus siap dengan infrastruktur berstandar tinggi dan komitmen investasi jangka panjang. Tak jarang, keuntungan finansial dari penyelenggaraan Grand Prix pun tak langsung dirasakan.

Formula 1 adalah panggung prestise, teknologi, dan kekuatan ekonomi global. Untuk dapat bersaing menjadi tuan rumah, Indonesia harus memastikan kesiapan dari sisi teknis, finansial, hingga promosi wisata secara terintegrasi.

Baca juga: Hasil dan klasemen F1: Oscar Piastri finis pertama di GP Miami 2025

Baca juga: Alpine umumkan pengunduran diri Oliver Oakes

Pewarta: Raihan Fadilah

Editor: Suryanto

Copyright © ANTARA 2025

7 rekomendasi tempat padel terbaik di Jakarta

Pemain padel mengembalikan bola ke arah lawan saat Turnamen Padel pertama di Padel Culture Club, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (8/2/2025). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/tom.

Jakarta (ANTARA) – Dalam beberapa tahun terakhir, olahraga padel mulai mencuri perhatian masyarakat urban di Indonesia, khususnya di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Perpaduan antara tenis dan squash ini semakin populer di kalangan anak muda, komunitas olahraga sosial, hingga para profesional yang menjadikan aktivitas fisik sebagai bagian dari gaya hidup sehat.

Padel dikenal sebagai olahraga yang menyenangkan, mudah dipelajari pemula, namun tetap menantang untuk dimainkan secara kompetitif. Seiring dengan meningkatnya minat terhadap olahraga ini, berbagai fasilitas padel kini hadir di Jakarta dengan beragam layanan dan program pelatihan.

Berikut ini tujuh rekomendasi tempat padel terbaik di Jakarta yang patut dikunjungi:

Baca juga: Sejarah olahraga padel yang kini digandrungi di tanah air

1. Racquet Padel Club – Jakarta Selatan

Berlokasi di kawasan Cilandak, Racquet Padel Club menjadi salah satu pusat olahraga padel paling diminati. Tempat ini menawarkan empat lapangan outdoor dan empat semi outdoor, lengkap dengan fasilitas club house, kafe, hingga kolam renang. Klub ini juga aktif menyelenggarakan turnamen dan menyediakan kelas pelatihan untuk anak-anak dan dewasa. Bagi yang ingin bergabung secara rutin, tersedia program keanggotaan eksklusif.

  • Alamat: Jl. M.P.R. III Dalam No.4, Cilandak Barat, Jakarta Selatan
  • Jam Operasional: 06.00–21.00 WIB

2. Homeground Padel – Jakarta Barat

Homeground Padel menawarkan tiga lapangan semi outdoor dan satu lapangan outdoor, lengkap dengan fasilitas penunjang seperti club house untuk acara sosial dan pelatihan. Tempat ini terbuka bagi semua kalangan usia, dari anak-anak hingga dewasa.

  • Alamat: Jl. Kedoya Pilar No.7, Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat
  • Jam Operasional: 06.00–23.00 WIB

3. Seven Padel – Jakarta Selatan

Diresmikan pada 1 Desember 2024 oleh Wamenpora Taufik Hidayat, Seven Padel dirancang bagi pemain dari berbagai tingkat keahlian. Fasilitasnya mencakup empat lapangan luas dengan ventilasi optimal, penyewaan alat, dan ruang istirahat yang nyaman. Seven Padel juga aktif dalam penyelenggaraan turnamen dan pelatihan rutin.

  • Alamat: Jl. Margasatwa, Jagakarsa, Jakarta Selatan
  • Jam Operasional: Hingga pukul 24.00 WIB setiap hari.

Baca juga: Bank Mandiri dan DOOgether hadirkan fasilitas olahraga padel

4. Verde Sports Hub – Jakarta Utara

Verde Sports Hub menjadi pilihan utama warga Jakarta Utara yang ingin bermain padel dalam fasilitas tertutup berstandar internasional. Selain empat lapangan padel, tersedia pula fasilitas olahraga lainnya seperti lapangan badminton, sepak bola, dan basket, serta ruang ganti, loker, dan pelatih profesional.

  • Alamat: Pantai Indah Kapuk 2, Jakarta Utara
  • Jam Operasional: 06.00–22.00 WIB

5. Tangkas Padel – Jakarta Barat

Terletak di kawasan Greenville, Tangkas Padel hadir dengan tiga lapangan indoor yang dilengkapi sistem HVLS fan untuk kenyamanan bermain. Fasilitas tambahan seperti waterboom, MuayThai, CrossFit, kafe, dan lounge menjadikan tempat ini lebih dari sekadar pusat olahraga. Tersedia pula program coaching eksklusif untuk berbagai level pemain.

  • Alamat: Komplek Greenville, Blok Q, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat
  • Jam Operasional: 06.00–24.00 WIB

6. Orange Garden Padel Club – Jakarta Barat

Orange Garden Padel Club menawarkan empat lapangan indoor dengan fasilitas pendukung seperti toilet, musholla, area parkir, serta gerai makanan dan minuman. Tempat ini juga menyediakan program pelatihan bersama pelatih profesional dan bisa menjadi pilihan untuk bermain bersama keluarga.

  • Alamat: Taman, Kebon Jeruk Intercon Blok M1, Jakarta Barat
  • Jam Operasional: 06.00–22.00 WIB

Baca juga: Perbedaan padel, squash, dan tenis: Mana yang cocok buat Anda?

7. Padel Pro Kemang – Jakarta Selatan

Padel Pro Kemang menghadirkan pengalaman bermain padel indoor dengan enam lapangan modern berstandar internasional, termasuk satu lapangan ikonik berwarna pink yang instagramable. Fasilitas pelatihan privat, semi privat, dan kelompok tersedia untuk pemain dari berbagai usia dan tingkat kemampuan.

  • Alamat: Jl. Kemang II No.35, Bangka, Jakarta Selatan
  • Jam Operasional: 06.00–24.00 WIB

Tentang olahraga padel

Padel merupakan permainan ganda di lapangan berukuran 10 x 20 meter, dikelilingi oleh dinding kaca seperti squash. Raket padel memiliki bentuk menyerupai bet tenis meja dengan permukaan berlubang, sementara bolanya menyerupai bola tenis. Skor permainan menggunakan sistem 0-15-30 seperti tenis, dan strategi serta kelincahan menjadi kunci utama kemenangan.

Di Indonesia, padel terus berkembang seiring meningkatnya minat masyarakat terhadap olahraga sosial. Komunitas padel bermunculan dan menggelar turnamen, sesi latihan bersama, hingga kegiatan sosial yang mempererat interaksi lintas usia dan profesi.

Lewat dukungan berbagai pihak, termasuk pemerintah dan sponsor, olahraga padel diprediksi akan terus tumbuh dan memberi warna baru dalam dunia olahraga nasional.

Baca juga: Dokter sebut olahraga padel bisa berisiko membahayakan mata

Baca juga: Wamenpora inginkan lapangan padel tersedia merata di berbagai kota

Pewarta: Raihan Fadilah

Editor: Suryanto

Copyright © ANTARA 2025

Sosok Rahmat Erwin, lifter Indonesia yang pecahkan rekor dunia

Foto arsip: Lifter putra Sulawesi Selatan Rahmat Erwin Abdullah melakukan angkatan snatch dalam kelas 73 kg putra PON XXI Aceh-Sumut 2024 di GOR Seuramoe Angkat Besi Harapan Bangsa, Banda Aceh, Aceh, Kamis (5/9/2024). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa.

Jakarta (ANTARA) – Rahmat Erwin Abdullah, salah satu lifter Indonesia yang memiliki banyak catatan peraihan rekor dan kembali mengukir sejarah baru di kancah olahraga angkat besi dunia.

Sosok atlet kelahiran Kota Makassar pada tanggal 13 Oktober 2000 ini sudah lama dikenal sebagai tulang punggung tim nasional angkat besi Indonesia.

Rahmat merupakan anak tunggal dari Erwin Abdullah, mantan lifter nasional Indonesia yang aktif pada 1987-2004, dan ibunya bernama Ami Asun Budiono.

Untuk latar pendidikan, ia mengawalinya di SD Negeri Unggulan Mongisidi 1 Makassar, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 24 Makassar, dan menyelesaikan pendidikan menengah atasnya di SMA Nasional Makassar.

Rahmat mengenal dunia angkat besi sejak kelas 1 SD dan dilatih oleh ayahnya. Setelah sempat vakum, ia kembali berlatih saat SMP dan rutin mengikuti kejuaraan nasional seperti POPNAS dan selalu meraih podium.

Seiring waktu, karier berkembang ke skala internasional dan dimulai menjadi perwakilan Indonesia di IWF Youth World Championship 2017 di Tokyo, lalu berlanjut ke Asian Games 2018 dan Kejuaraan Dunia IWF 2018 Thailand.

Baca juga: Rizki Juniansyah raih 2 perak 1 perunggu dengan kondisi tangan terluka

Prestasi puncaknya berhasil ia raih pada 2019 dengan medali emas di Asian Junior Championship di Pyongyang dan SEA Games Manila.

Banyaknya pertandingan yang ia lalui, salah satu momen pertandingannya di tahun 2025 menjadi tonggak spesial dalam kariernya. Bertanding di kelas 73 kg putra, Rahmat berhasil tampil mendominasi sejak awal hingga akhir pertandingan.

Pada Kejuaraan Angkat Besi Asia 2025 di Jiangshan, Tiongkok, Minggu (11/5), lifter asal Makassar ini tak hanya memborong tiga medali emas, tetapi juga memecahkan rekor dunia angkatan clean and jerk kelas 73 kg.

Pada nomor snatch, Rahmat mengangkat beban seberat 155 kg, lebih unggul atas pesaing terdekatnya dari Turkmenistan dan rekan-rekan Asia lainnya.

Namun, puncak penampilan luar biasa Rahmat terjadi di angkatan clean and jerk. Ia sukses mengangkat beban 205 kg dan memecahkan rekor dunia yang sebelumnya juga atas namanya sendiri yaitu 204 kg pada Kejuaraan Asia 2024 di Tashkent, Uzbekistan.

Total angkatan Rahmat di kejuaraan ini mencapai 360 kg, terdiri dari 155 kg snatch dan 205 kg clean and jerk. Peraihan ini menempatkannya di posisi teratas dan jauh meninggalkan lifter lain di kelas yang sama.

Selain itu, Rahmat pernah mencatat rekor Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2023 di Riyadh. Ia sukses dalam angkatan clean and jerk seberat 209 kg di kelas 81 kg putra, melampaui rekor dunia milik lifter asal Bulgaria, Karlos Nasar, yang bertahan sejak 2021 dengan angka 208 kg.

Namun, rekor Rahmat tidak bertahan lama, karena rekor tersebut akhirnya disamai oleh atlet Korea Utara, Chong Song Ri, dalam ajang IWF Grand Prix II tahun yang sama di Doha, Qatar.

Di Kejuaraan Asia tahun 2025 ini menjadi ajang terakhir Rahmat di kelas 73 kg. Dengan pencapaian tiga medali emas dan rekor dunia baru, ia pun menutup perjalanannya di kelas ini dengan penuh kebanggaan dan sejarah abadi.

Baca juga: Eko Yuli peringkat kelima kelas 67kg dalam Kejuaraan Asia 2025

Peraihan prestasi Rahmat Erwin Abdullah

  • Partisipan IWF Youth World Championships tahun 2017
  • Partisipan IWF Youth World Championships tahun 2018
  • Partisipan Asian Games di Jakarta-Palembang tahun 2018
  • Partisipan di IWF Junior World Championships di Suva, Fiji tahun 2019
  • Partisipan di IWF World Championships tahun 2019
  • Medali emas di Asian Junior Championship Pyongyang, Korea Utara tahun 2019
  • Medali emas di SEA Games Filipina tahun 2019
  • Medali emas di Asian Junior Championships tahun 2020
  • Medali perunggu Asian Championhips 2020
  • Medali emas di Kejuaraan Dunia Angkat Besi tahun 2021
  • Medali emas, perak, dan perunggu di Kejuaraan Asia Angkat Besi tahun 2022
  • Medali emas di SEA Games Kamboja tahun 2023
  • Medali emas di Asian Games tahun 2023
  • Peraih rekor clean and jerk kelas 73 dengan hasil 200 Kg di Kejuaraan Dunia Angkat Besi Bogota, Kolombia tahun 2022
  • Peraih rekor clean and jerk kelas 73 dengan hasil 201 Kg di Asian Games Hangzhou tahun 2022
  • Peraih rekor clean and jerk kelas 73 dengan hasil 204 Kg di Kejuaraan Asia Angkat Besi Tashkent, Uzbekistan tahun 2024
  • Peraih rekor clean and jerk kelas 73 dengan hasil 205 Kg di Kejuaraan Asia Angkat Besi Jiangshan, China tahun 2025
  • Peraih rekor clean and jerk kelas 81 Kg dengan hasil 209 Kg di Kejuaraan Dunia Angkat Besi Riyadh, Arab Saudi tahun 2023

Baca juga: Rahmat Erwin sapu bersih emas dan pertajam rekor dunia di AWC 2025

Baca juga: Jadwal lengkap lifter Indonesia di Kejuaraan Asia Angkat Besi 2025

Pewarta: Putri Atika Chairulia

Editor: Suryanto

Copyright © ANTARA 2025

Rekam jejak prestasi Jonatan Christie yang tinggalkan Pelatnas PBSI

Arsip foto – Selebrasi pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Jonatan Christie (kanan) dan pelatih Henry Saputra (kiri) usai menundukkan pebulu tangkis Jepang Kenta Nishimoto, pada pertandingan babak semifinal nomor perorangan Asian Games 2018 di Istora Senayan, Jakarta, Senin (27/8/2018). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari.

Jakarta (ANTARA) – Nama Jonatan Christie telah lama menjadi salah satu ikon bulu tangkis Indonesia yang konsisten menorehkan prestasi di tingkat nasional dan internasional. Atlet tunggal putra yang akrab disapa Jojo ini memulai karier profesionalnya sejak usia muda dan terus menunjukkan performa impresif hingga kini.

Jonatan pertama kali mencuri perhatian publik saat meraih medali emas di SEA Games 2017 yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia. Kala itu, ia mengalahkan wakil Thailand, Khosit Phetpradab, dengan skor meyakinkan 21-19, 21-10. Keberhasilan tersebut menandai tonggak awal karier cemerlangnya di level senior.

Puncak pencapaian Jojo datang pada Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang. Di hadapan publik sendiri, ia tampil gemilang dan berhasil meraih medali emas nomor tunggal putra seusai menundukkan pebulu tangkis Taiwan, Chou Tien Chen, lewat rubber game 21-18, 20-22, dan 21-15. Kemenangan tersebut mengukuhkan posisinya sebagai tulang punggung sektor tunggal putra Indonesia.

Di level Kejuaraan Asia, Jojo pernah meraih medali perak edisi 2022 seusai dikalahkan Lee Zii Jia asal Malaysia dan sukses menyabet emas edisi 2024 di Ningbo, China, dengan kemenangan atas wakil tuan rumah Li Shifeng 21-15, 21-16.

Di kancah BWF World Tour, Jonatan telah mengoleksi tujuh gelar juara dan delapan kali menjadi runner-up. Beberapa kemenangan pentingnya antara lain:

  • Juara New Zealand Open 2019 (Super 300)
  • Juara Australian Open 2019 (Super 300)
  • Juara Swiss Open 2022 (Super 300)
  • Juara Indonesia Masters 2023 (Super 500)
  • Juara Hong Kong Open 2023 (Super 500)
  • Juara French Open 2023 (Super 750)
  • Juara All England 2024 (Super 1000)

Sementara itu, Jonatan juga tercatat sebagai finalis di berbagai turnamen bergengsi seperti French Open, Japan Open, dan China Masters.

Baca juga: Jonatan dan Chico resmi keluar dari Pelatnas PBSI

Selain prestasi individu, Jonatan turut berkontribusi besar dalam ajang beregu. Ia menjadi bagian dari tim Indonesia yang menjuarai Piala Thomas 2020 di Aarhus, Denmark. Keberhasilan tersebut mengakhiri penantian selama 19 tahun sejak terakhir kali Indonesia meraih gelar tersebut. Meskipun saat itu Indonesia tengah dikenai sanksi oleh WADA sehingga tidak dapat mengibarkan bendera Merah Putih, prestasi tersebut tetap menjadi kebanggaan nasional.

Jonatan juga pernah mencicipi podium runner-up di sejumlah ajang BWF Superseries dan Grand Prix, seperti Korea Open 2017 dan Thailand Open 2017, serta menyabet gelar juara di turnamen tingkat International Challenge seperti Indonesia International (2013) dan Swiss International (2014). Terakhir, Jonatan Christie juga dipercaya sebagai kapten tim Indonesia di ajang Piala Sudirman 2025.

Baru-baru ini, Jonatan mengumumkan keputusannya bersama Chico Aura Dwi Wardoyo untuk keluar dari Pelatnas PBSI Cipayung dan memilih menjalani pola latihan berbasis klub. Meski demikian, PBSI menegaskan bahwa keduanya tetap bagian dari tim nasional dan akan dipanggil untuk memperkuat Merah Putih dalam kejuaraan internasional resmi.

Dengan sederet prestasi dan komitmen tinggi untuk terus membela bangsa, Jonatan Christie membuktikan bahwa profesionalisme seorang atlet tidak hanya ditentukan oleh tempat ia berlatih, melainkan oleh integritas dan dedikasi dalam menjunjung nama Indonesia di panggung dunia.

Baca juga: Jonatan Christie kapten tim Indonesia di Piala Sudirman 2025

Pewarta: Raihan Fadilah

Editor: Gilang Galiartha

Copyright © ANTARA 2025

Keluar dari Pelatnas, ini profil dan catatan karier Jonatan Christie

Arsip foto – Ekspresi pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Jonatan Christie usai gagal meraih poin saat bertanding melawan pebulu tangkis India Lakshya Sen pada babak penyisihan grup L Olimpiade Paris 2024 di Porte De La Chapella Arena, Paris, Prancis, Rabu (31/7/2024). Jonatan Christie kalah dengan skor 18-21, 12-21 atas Lakshya Sen. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/Spt.

Jakarta (ANTARA) – Jonatan Christie, atlet bulu tangkis tunggal putra andalan Indonesia, dikenal sebagai sosok pekerja keras yang telah mencetak beragam prestasi gemilang di panggung nasional dan internasional sejak usia belia. Lahir di Jakarta pada 15 September 1997, Jojo—sapaan akrabnya—merupakan putra dari pasangan Andreas Adi dan Marianti Djaja yang memperkenalkannya pada dunia bulu tangkis sejak usia enam tahun.

Sebelum fokus menekuni bulu tangkis, Jojo sempat mencoba olahraga lain seperti bola basket dan sepak bola. Namun, dukungan dan dorongan dari sang ayah membuatnya menekuni bulu tangkis secara serius. Ia mulai berlatih di klub Taurus dan menunjukkan bakat luar biasa dengan meraih berbagai gelar sejak usia dini.

Tonggak penting dalam kariernya terjadi pada 2008, saat Jojo yang baru berusia 11 tahun berhasil meraih tujuh trofi dari berbagai kejuaraan tingkat DKI, nasional, hingga internasional. Di tahun yang sama, ia juga menyumbangkan medali emas dalam ajang Olimpiade Pelajar Sekolah Dasar se-Asia Tenggara yang digelar di Jakarta.

Atas prestasinya tersebut, Jojo dianugerahi penghargaan Satyalancana oleh Presiden Ke-5 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada 2009. Penghargaan ini tidak membuatnya puas, justru semakin memotivasi Jojo untuk mengikuti jejak idolanya, Lin Dan, legenda bulu tangkis asal Tiongkok.

Pada 2010, Jonatan meraih gelar Juara Junior Asia U-15 di Ichiba, Jepang. Kariernya di level senior dimulai pada 2013 ketika ia menjuarai Indonesia International Challenge, mengalahkan Alamsyah Yunus di final meskipun usianya baru 15 tahun.

Tahun-tahun berikutnya menjadi fase penting dalam pembentukan karakter dan mental juara. Pada Indonesia Open 2015, Jojo tampil impresif hingga mencapai perempat final, dan menjadikannya sorotan publik. Di SEA Games 2015, ia ikut berkontribusi dalam keberhasilan tim nasional meraih medali emas.

Puncak prestasi Jojo datang pada Asian Games 2018 yang digelar di Jakarta dan Palembang. Dalam final tunggal putra, ia menundukkan Chou Tien Chen (Taiwan) lewat pertandingan tiga gim: 21–18, 20–22, dan 21–15. Kemenangan ini tidak hanya membawanya meraih medali emas, tetapi juga mengukuhkan statusnya sebagai ikon bulu tangkis nasional.

Baca juga: Jonatan Christie beberkan alasan keluar dari Pelatnas PBSI

Prestasi lain yang membanggakan antara lain emas SEA Games 2017 di Malaysia, gelar juara BWF World Tour di Australia Terbuka dan Selandia Baru, serta medali perak di Prancis dan Jepang. Pada 2022, ia juga sukses menjuarai Swiss Open Super 300. Di tingkat beregu, Jojo turut membawa Indonesia menjuarai Piala Thomas 2020 di Aarhus, Denmark, sekaligus mengakhiri penantian 19 tahun.

Di tahun 2025 ini, Jonatan Christie dipercaya sebagai kapten tim Indonesia di ajang Piala Sudirman, hal ini tentu memperlihatkan kualitas kepemimpinannya di dalam dan luar lapangan.

Meski pada Kamis (15/5) ini ia dan rekan sesama tunggal putra, Chico Aura Dwi Wardoyo, memutuskan untuk berlatih di luar Pelatnas Cipayung, PBSI menegaskan bahwa keputusan tersebut merupakan bentuk kolaborasi dan profesionalisme. PBSI tetap memberi dukungan teknis, dan keduanya tetap dipanggil membela tim nasional dalam ajang resmi.

“Ini bukan perpisahan, ini bentuk kolaborasi. Model seperti ini lazim di negara-negara besar,” ujar Wakil Ketua Umum I PP PBSI, Taufik Hidayat.

Saat ini, Jojo menempati peringkat ke-5 dunia dalam daftar tunggal putra BWF, dan menjadi salah satu pilar utama bulu tangkis Indonesia di tingkat global.

Melalui konsistensi, semangat juang, dan profesionalisme yang tinggi, Jonatan Christie terus menunjukkan dedikasinya untuk mengharumkan nama Indonesia di panggung olahraga dunia.

Baca juga: Jonatan dan Chico resmi keluar dari Pelatnas PBSI

Pewarta: Raihan Fadilah

Editor: Gilang Galiartha

Copyright © ANTARA 2025

Profil Chico Aura Dwi Wardoyo yang keluar dari Pelatnas PBSI

Arsip foto – Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Chico Aura Dwi Wardoyo melakukan smes ke arah lawannya pebulu tangkis Singapura Loh Kean Yew dalam babak pertama (32 besar) turnamen Indonesia Open 2023 di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (14/6/2023). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.

Jakarta (ANTARA) – Nama Chico Aura Dwi Wardoyo sudah tidak asing di kalangan pecinta bulu tangkis Indonesia. Pebulu tangkis tunggal putra kelahiran Jayapura, 15 Juni 1998, ini telah mencatatkan berbagai prestasi di kancah nasional dan internasional sejak mengawali kariernya sebagai atlet muda di PB Pemda Papua.

Chico mulai menunjukkan bakatnya sejak bergabung dengan PB Exist Jakarta pada 2013, sebelum akhirnya masuk dalam pemusatan latihan nasional (Pelatnas) PBSI di Cipayung. Di bawah bimbingan pelatih-pelatih nasional, ia terus mengasah kemampuannya dan berhasil menembus jajaran atlet andalan Indonesia di sektor tunggal putra.

Perjalanan karier internasionalnya cukup menjanjikan. Pada 2016, Chico meraih medali perak di Kejuaraan Dunia Junior setelah mencapai babak final. Ia kemudian melanjutkan tren positif tersebut dengan menyabet medali perunggu di Kejuaraan Asia 2022 serta meraih gelar juara di Malaysia Masters 2022, usai menumbangkan Ng Ka Long dari Hong Kong.

Namun, performa Chico sempat mengalami penurunan dalam beberapa turnamen sepanjang musim 2023 dan awal 2025. Dalam Thailand Masters 2025, ia harus terhenti di babak 16 besar usai dikalahkan oleh wakil India, Sankar Muthusamy Subramanian, dalam pertandingan tiga gim dengan skor 21-9, 10-21, 17-21. Sebelumnya, di Indonesia Masters 2025, Chico juga tersingkir di babak pertama setelah kalah dari Kenta Nishimoto.

Pelatih tunggal putra Indonesia, Mulyo Handoyo, menyampaikan evaluasi bahwa Chico belum menunjukkan perkembangan yang signifikan meski telah menjalani pelatnas selama hampir delapan tahun. Ia menilai Chico masih kurang dalam variasi strategi dan kerap kesulitan beradaptasi saat menghadapi lawan yang agresif. Chico sendiri mengakui kelemahan tersebut dan menyatakan komitmennya untuk memperbaiki pola permainan dan meningkatkan mental bertanding.

Baca juga: Jonatan dan Chico resmi keluar dari Pelatnas PBSI

Seiring dinamika pembinaan atlet nasional, kabar mengejutkan datang dari Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta. Pada Kamis (15/5), Wakil Ketua Umum I PP PBSI Taufik Hidayat menyatakan bahwa Chico bersama pebulutangkis lainnya, Jonatan Christie, memilih keluar dari pelatnas dan akan menjalani program latihan berbasis klub.

“Hari ini, Jonatan dan Chico menyampaikan niatnya untuk menjalani model latihan berbasis klub di luar Pelatnas. Kami menghargai keputusan tersebut sebagai bagian dari proses profesionalisme atlet,” kata Taufik dalam konferensi pers.

PBSI menegaskan bahwa langkah tersebut bukan bentuk perpisahan, melainkan bagian dari sistem pembinaan yang lebih fleksibel dan adaptif, seperti yang sudah diterapkan di sejumlah negara besar. Taufik menyatakan bahwa PBSI akan tetap memberikan dukungan teknis dan tetap memanggil Chico dan Jonatan untuk membela Merah Putih dalam ajang-ajang internasional resmi.

“PBSI adalah rumah besar yang terbuka. Profesionalisme atlet tidak ditentukan oleh tempat berlatih, tetapi oleh komitmen dan integritasnya,” ujar Taufik.

Selama kariernya, Chico telah meraih sejumlah prestasi, di antaranya:

  • Medali perak Kejuaraan Dunia Junior 2016
  • Medali perunggu Kejuaraan Asia 2022
  • Juara Malaysia Masters 2022 (Super 500)
  • Juara Taipei Open 2023 (Super 300)
  • Medali emas beregu dan medali perak tunggal SEA Games 2023

Langkah Chico meninggalkan pelatnas menjadi momentum penting dalam kariernya. Dengan pengalaman dan semangat baru di luar sistem pelatnas, Chico diharapkan mampu kembali menemukan performa terbaiknya dan terus mengharumkan nama Indonesia di panggung bulu tangkis dunia.

Baca juga: Chico Aura kembali gagal tunjukkan performa terbaik di BAC 2025

Pewarta: Raihan Fadilah

Editor: Gilang Galiartha

Copyright © ANTARA 2025

Rekam jejak Chico Aura Dwi Wardoyo selama memperkuat Pelatnas PBSI

Arsip foto – Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Chico Aura Dwi Wardoyo berjalan keluar usai kalah dari pebulu tangksi tunggal putra Thailand Kantaphon Wangcharoen dalam dalam babak 32 besar Indonesia Open 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (4/6/2024). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/tom.

Jakarta (ANTARA) – Nama Chico Aura Dwi Wardoyo telah lama menghiasi dunia bulu tangkis Indonesia sebagai salah satu atlet tunggal putra yang menjanjikan. Lahir di Jayapura, Papua, pada 15 Juni 1998, Chico memulai kiprah bulu tangkisnya dari PB Pemda Papua sebelum akhirnya pindah ke PB Exist Jakarta pada 2013 dan bergabung dengan Pelatnas PBSI Cipayung.

Prestasi internasional pertamanya datang pada 2016 saat Chico meraih medali perak di Kejuaraan Dunia Junior di Bilbao, Spanyol, usai kalah dari wakil China Sun Feixiang. Prestasi itu menandai awal dari perjalanan panjangnya di level elite dunia.

Torehan prestasi

Karier senior Chico mulai menanjak ketika ia berhasil menjuarai turnamen BWF International Challenge Indonesia International 2018, mengalahkan seniornya Sony Dwi Kuncoro. Ia juga menjadi runner-up di Vietnam International 2019.

Di level BWF World Tour, Chico mencatat dua gelar juara, yakni Malaysia Masters 2022 (Super 500) dan Taipei Open 2023 (Super 300). Di Malaysia Masters, ia mengalahkan wakil Hong Kong, Ng Ka Long, dua gim langsung. Sementara di Taipei Open 2023, Chico menaklukkan Su Li-yang dari Chinese Taipei dengan skor 23-21, 21-15.

Ia juga dua kali menjadi runner-up, yakni di Spain Masters 2021 (Super 300) dan Indonesia Masters 2023 (Super 500). Di Indonesia Masters, Chico menciptakan final sesama pemain Indonesia dengan Jonatan Christie—pertama kali terjadi sejak 2013.

Di level kejuaraan regional dan multievent, Chico meraih medali perunggu di Kejuaraan Asia 2022 usai dikalahkan Jonatan Christie. Pada SEA Games 2023 di Kamboja, Chico turut mempersembahkan emas bagi tim putra Indonesia dan meraih medali perak dari sektor tunggal putra setelah kalah dari Christian Adinata di final.

Performa menurun di tahun 2025

Memasuki musim 2025, Chico menghadapi tantangan berat. Hasil-hasil kurang memuaskan membayangi kiprahnya di beberapa turnamen awal tahun. Di Indonesia Masters 2025, Chico langsung tersingkir di babak pertama oleh Kenta Nishimoto. Di Thailand Masters, ia kembali gagal melangkah jauh setelah kalah dari Sankar Muthusamy Subramanian di babak 16 besar.

Performa ini berlanjut di All England 2025, di mana Chico kalah telak dari unggulan pertama asal China, Shi Yuqi, dengan skor 13-21, 8-21 di babak pertama. Nasib serupa menimpanya di Kejuaraan Asia 2025, setelah kembali tersingkir di babak pertama usai ditundukkan Loh Kean Yew dari Singapura dalam dua gim langsung.

Dari empat turnamen BWF awal 2025, pencapaian terbaik Chico hanya menembus babak kedua di Thailand Masters, sementara tiga lainnya berakhir di babak pertama. Catatan ini memunculkan sorotan dari tim pelatih Pelatnas PBSI.

Pelatih tunggal putra Indonesia, Mulyo Handoyo, menyebut Chico belum menunjukkan kematangan permainan meski telah berada di pelatnas selama tujuh hingga delapan tahun. Ia menilai Chico masih minim variasi strategi dan kurang mampu beradaptasi saat pertandingan berlangsung.

Chico pun mengakui kelemahan tersebut dan berkomitmen untuk memperbaiki aspek strategi, fokus, dan mentalitas di lapangan.

Dalam perkembangan terbaru, Chico bersama Jonatan Christie memutuskan untuk keluar dari Pelatnas PBSI dan berlatih secara mandiri di klub. Keputusan ini disebut sebagai bagian dari transformasi sistem pembinaan atlet yang lebih fleksibel.

Wakil Ketua Umum I PP PBSI, Taufik Hidayat, menegaskan bahwa langkah ini bukan perpisahan, melainkan bentuk kolaborasi baru yang tetap menempatkan kepentingan bangsa sebagai prioritas. PBSI akan terus memberikan dukungan teknis dan memastikan bahwa Chico tetap menjadi bagian dari tim nasional bila dibutuhkan.

Meski menghadapi masa-masa sulit di awal 2025, rekam jejak Chico Aura Dwi Wardoyo tetap menunjukkan dedikasi dan kontribusinya bagi bulu tangkis Indonesia. Lewat pendekatan baru di luar pelatnas, publik berharap Chico dapat kembali menemukan performa terbaiknya dan terus mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia.

Pewarta: Raihan Fadilah

Editor: Gilang Galiartha

Copyright © ANTARA 2025

Deretan momen terbaik Jonatan Christie bersama Pelatnas PBSI

Arsip foto – Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia Jonatan Christie melakukan selebrasi usai menang atas pebulu tangkis China Li Shi Feng dalam final Piala Thomas 2024 di Chengdu Hi Tech Zone Sports Center Gymnasium, Chengdu, China, Minggu (5/5/2024). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/tom.

Jakarta (ANTARA) – Pebulu tangkis tunggal putra andalan Indonesia, Jonatan Christie, resmi mengundurkan diri dari Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) di Cipayung, Jakarta.

Keputusan ini disampaikan oleh Wakil Ketua Umum I PP PBSI, Taufik Hidayat, dalam konferensi pers pada Kamis (15/5), yang juga menyebutkan bahwa selain Jonatan, Chico Aura Dwi Wardoyo turut mengambil langkah serupa.

“Hari ini, Jonatan dan Chico menyampaikan niatnya untuk menjalani model latihan berbasis klub di luar Pelatnas. Kami menghargai keputusan tersebut sebagai bagian dari proses profesionalisme atlet,” ujar Taufik.

Menurut Taufik, keputusan keduanya bukanlah bentuk perpisahan, melainkan bentuk kolaborasi yang sejalan dengan transformasi sistem pembinaan atlet nasional.

“Ini bukan perpisahan. Ini bentuk kolaborasi. Model seperti ini lazim diterapkan di negara-negara besar dan kini Indonesia juga sedang bergerak menuju sistem pembinaan yang lebih adaptif dan fleksibel,” katanya.

PBSI tetap akan memberikan dukungan dan koordinasi teknis kepada Jonatan dan Chico yang akan tetap memperkuat tim nasional dalam ajang-ajang internasional resmi. Jonatan sendiri baru saja dipercaya sebagai kapten tim Indonesia pada ajang Piala Sudirman 2025 dan sukses mempersembahkan medali perunggu.

Baca juga: Jonatan dan Chico resmi keluar dari Pelatnas PBSI

Meski telah resmi mundur dari Pelatnas, kiprah Jonatan Christie selama memperkuat Indonesia melalui PBSI menyisakan berbagai prestasi membanggakan. Berikut rangkuman momen-momen terbaik Jonatan selama bersama Pelatnas PBSI:

1. Medali emas SEA Games 2017

Jonatan mencuri perhatian publik setelah merebut medali emas tunggal putra SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia.

Ia mengalahkan wakil Thailand, Khosit Phetpradab, dengan skor meyakinkan 21-19, 21-10. Kemenangan ini menjadi pijakan awal karier gemilangnya di level senior.

2. Medali emas Asian Games 2018

Puncak prestasi Jojo datang pada Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang.

Tampil di hadapan publik sendiri, ia menaklukkan pemain Taiwan, Chou Tien Chen, melalui pertandingan sengit tiga gim: 21-18, 20-22, dan 21-15. Kemenangan tersebut menjadikannya sebagai simbol kebanggaan tunggal putra Indonesia.

3. Prestasi di kejuaraan Asia

Di Kejuaraan Asia 2022, Jonatan berhasil meraih medali perak setelah dikalahkan pemain Malaysia Lee Zii Jia.

Ia kemudian membalas kegagalan itu dengan meraih medali emas di Kejuaraan Asia 2024 di Ningbo, China, dengan menundukkan pemain tuan rumah Li Shifeng 21-15, 21-16.

Baca juga: Jonatan Christie beberkan alasan keluar dari Pelatnas PBSI

4. Dominasi di BWF World Tour

Jonatan telah mengoleksi tujuh gelar juara BWF World Tour, yakni:

  • New Zealand Open 2019 (Super 300)
  • Australian Open 2019 (Super 300)
  • Swiss Open 2022 (Super 300)
  • Indonesia Masters 2023 (Super 500)
  • Hong Kong Open 2023 (Super 500)
  • French Open 2023 (Super 750)
  • All England 2024 (Super 1000)

Ia juga menjadi finalis di turnamen prestisius seperti French Open, Japan Open, dan China Masters.

5. Andalan tim Indonesia di ajang beregu

Jonatan merupakan bagian dari tim Indonesia yang sukses merebut Piala Thomas 2020 di Aarhus, Denmark. Kemenangan tersebut mengakhiri penantian selama 19 tahun.

Meski saat itu Indonesia tak dapat mengibarkan bendera Merah Putih karena sanksi WADA, prestasi itu tetap menjadi pencapaian historis bagi bulu tangkis Indonesia.

6. Kontribusi di ajang internasional lain

Jonatan juga mencatat prestasi di berbagai turnamen seperti runner-up Korea Open dan Thailand Open 2017 serta juara Indonesia International 2013 dan Swiss International 2014.

Kini, Jonatan Christie memasuki fase baru dalam karier dan kehidupan pribadinya. Ia memilih model latihan yang lebih fleksibel di luar Pelatnas untuk menyesuaikan dengan perannya sebagai kepala keluarga dan mencari efisiensi dari sisi waktu serta energi.

Langkah ini sekaligus menandai babak baru dalam dinamika pembinaan bulu tangkis nasional, di mana kolaborasi antara PBSI dan klub menjadi kunci keberlanjutan prestasi atlet di level internasional.

Baca juga: Keluar dari Pelatnas, ini profil dan catatan karier Jonatan Christie

Pewarta: Raihan Fadilah

Editor: Gilang Galiartha

Copyright © ANTARA 2025

Ini alasan Jonatan Christie dan Chico keluar dari Pelatnas PBSI

Foto arsip: Pebulutangkis tunggal putra Indonesia Jonatan Christie mengembalikan kok saat melawan pebulutangkis India Prannoy pada laga kedua grup D Piala Sudirman 2025 di Fenghuang Gymnasium, Xiamen, China, Selasa (29/4/2025). Indonesia mengamankan tiket ke perempatfinal setelah menundukkan India 4-1. ANTARA FOTO/Xinhua/Wang Kaiyan/rwa.

Jakarta (ANTARA) – Dua pebulutangkis tunggal putra andalan Indonesia, Jonatan Christie dan Chico Aura Dwi Wardoyo, resmi mengundurkan diri dari Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) PBSI di Cipayung, Jakarta. Keputusan tersebut diumumkan secara resmi oleh Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) dalam konferensi pers yang digelar di Pelatnas PBSI, Kamis (15/5).

Wakil Ketua Umum I PP PBSI, Taufik Hidayat, menyatakan bahwa keputusan Jonatan dan Chico untuk keluar dari pelatnas bukanlah bentuk perpisahan, melainkan langkah kolaboratif dalam rangka transformasi sistem pembinaan atlet nasional yang lebih adaptif dan fleksibel.

“Hari ini, Jonatan dan Chico menyampaikan niatnya untuk menjalani model latihan berbasis klub di luar pelatnas. Kami menghargai keputusan tersebut sebagai bagian dari proses profesionalisme atlet,” ujar Taufik.

Menurut Taufik, PBSI tetap akan memberikan dukungan dan koordinasi teknis kepada kedua atlet tersebut, yang akan terus dipanggil untuk membela tim nasional Indonesia dalam ajang-ajang internasional resmi.

“Ini bukan perpisahan. Ini bentuk kolaborasi. Model seperti ini lazim diterapkan di negara-negara besar dan kini Indonesia juga sedang bergerak menuju sistem pembinaan yang lebih fleksibel,” katanya menambahkan.

Baca juga: Profil Chico Aura Dwi Wardoyo yang keluar dari Pelatnas PBSI

Berikut alasan kedua pebulutangkis tersebut keluar dari Pelatnas PBSI

Alasan Jonatan Christie

Jonatan Christie mengungkapkan bahwa keputusannya untuk keluar dari pelatnas telah melalui proses panjang sejak usai tampil dalam Olimpiade Paris 2024. Hasil yang tidak sesuai harapan membuatnya merenung dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan dalam kelanjutan kariernya.

“Kalau boleh cerita sedikit, sebenarnya awal ini bermula setelah Olimpiade Paris. Kami semua sudah komitmen dan berusaha maksimal, tapi hasilnya belum sesuai harapan. Saya pribadi cukup kecewa,” tutur Jonatan.

Kekecewaan itu sempat membuat Jonatan berpikir untuk mundur total dari dunia bulu tangkis. Namun setelah berdiskusi dengan pelatih, keluarga, dan orang-orang terdekat, ia memutuskan untuk tetap melanjutkan karier sebagai atlet dengan pendekatan berbeda melalui sistem latihan profesional berbasis klub.

“Dari rumah saya ke Cipayung jaraknya cukup jauh dan membutuhkan penyesuaian. Saya memberanikan diri menyampaikan keinginan untuk menjadi pemain profesional. Di mana pun saya berlatih, saya tetap membawa nama Indonesia,” ujar Jonatan.

PBSI dan Jonatan kemudian sepakat bahwa turnamen Piala Sudirman 2025 menjadi ajang terakhirnya sebagai bagian dari Pelatnas Cipayung. Dalam ajang tersebut, Jonatan didapuk menjadi kapten tim dan berhasil mempersembahkan medali perunggu untuk Indonesia.

Baca juga: PBSI percepat regenerasi setelah Jonatan dan Chico tinggalkan Pelatnas

Alasan Chico Wardoyo

​​​​​​​Sementara itu, Chico Aura Dwi Wardoyo menegaskan keputusannya keluar dari pelatnas bukan karena tekanan dari pihak manapun, melainkan murni keinginan pribadi untuk mencari suasana baru dalam latihan dan pengalaman sebagai pemain profesional.

“Enggak ada tekanan sama sekali, dari PBSI maupun dari luar. Saya cuma ingin mencoba pengalaman berlatih di luar dan menjadi pemain profesional,” kata Chico.

Setelah hampir sembilan tahun bergabung di Pelatnas Cipayung, Chico merasa saatnya mencoba pendekatan baru dalam pengembangan kariernya. Ia mengaku keputusan ini telah melalui pertimbangan matang, termasuk diskusi dengan pelatih, keluarga, dan klub.

“Ini bukan keputusan yang mudah. Tapi saya ingin mencoba pengalaman baru dan merasakan suasana latihan berbeda di luar pelatnas,” ujarnya.

Performa Chico sepanjang musim 2025 yang belum menunjukkan hasil maksimal juga turut mempengaruhi keputusannya untuk mengambil pendekatan berbeda dalam latihan.

PBSI menegaskan bahwa pihaknya akan terus mendukung atlet-atlet nasional, baik yang menjalani latihan di pelatnas maupun di luar. Bagi PBSI, yang membedakan hanya lokasi latihan, namun semangat dan komitmen tetap sama: untuk Indonesia.

“PBSI akan selalu mendukung atlet-atlet yang berjuang demi Merah Putih. Yang membedakan hanya lokasi latihan, tapi semangatnya tetap satu: untuk Indonesia,” kata Taufik.

Ia menegaskan bahwa PBSI adalah rumah besar yang terbuka, dan keputusan Jonatan serta Chico diharapkan dapat menjadi inspirasi bahwa profesionalisme atlet tidak ditentukan oleh tempat berlatih, tetapi oleh komitmen dan integritas.

Baca juga: Deretan momen terbaik Jonatan Christie bersama Pelatnas PBSI

Baca juga: Tepis isu tekanan, Chico jelaskan alasan keluar dari Pelatnas PBSI

Pewarta: Raihan Fadilah

Editor: Suryanto

Copyright © ANTARA 2025

Perjalanan karir Carlo Ancelotti dari pemain hingga pelatih sukses

Pelatih Real Madrid Carlo Ancelotti memberi instruksi kepada para pemainnya saat pertandingan pekan ke-33 Liga Spanyol kontra Getafef di Stadion Stadion Coliseum Alfonso Perez, Madrid, Kamis WIB. Real Madrid menang tipis 1-0. (ANTARA/X/@LaLigaEN)

Jakarta (ANTARA) – Carlo Ancelotti merupakan salah satu sosok paling dihormati dalam dunia sepak bola, baik sebagai pemain maupun pelatih. Lahir di Reggiolo, Italia, pada 10 Juni 1959, Ancelotti meniti karirnya dari bawah hingga menjadi pelatih dengan rekor mentereng: satu-satunya pelatih yang sukses menjuarai lima liga top Eropa serta pemegang rekor kemenangan terbanyak di final Liga Champions UEFA.

Awal karir sebagai pemain

Ancelotti memulai karier sepak bolanya di klub Parma pada tahun 1976. Bermain sebagai gelandang, ia menunjukkan potensi besar yang kemudian membawanya ke klub ibu kota, AS Roma, pada 1979.

Di sana, ia diasuh pelatih legendaris Nils Liedholm dan Sven-Göran Eriksson. Bersama Roma, ia meraih satu gelar Serie A pada musim 1982/1983 dan empat trofi Coppa Italia (1980, 1981, 1984, dan 1986). Sayangnya, cedera otot membuatnya absen di final Piala Eropa 1984 melawan Liverpool.

Pada 1987, Ancelotti pindah ke AC Milan dan menjadi bagian dari skuad legendaris asuhan Arrigo Sacchi. Bermain bersama pemain bintang seperti Paolo Maldini, Frank Rijkaard, Marco van Basten, dan Ruud Gullit, ia membantu Milan meraih dua gelar Serie A, dua Piala Eropa, dua Piala Super Eropa, dan dua Piala Interkontinental. Total, Ancelotti mengoleksi 12 trofi sepanjang karier bermainnya sebelum pensiun pada 1992.

Langkah awal sebagai pelatih

Tiga tahun setelah pensiun, Ancelotti memulai karir kepelatihannya bersama AC Reggiana pada 1995. Ia langsung membawa klub tersebut promosi ke Serie A. Musim berikutnya, ia menangani Parma dan membawa tim finish di posisi kedua Serie A 1996/1997. Pada 1999, ia direkrut Juventus, namun gagal mempersembahkan gelar besar kecuali Piala Intertoto UEFA.

Baca juga: Carlo Ancelotti akan bicara masa depannya pada akhir musim

Kembali ke Milan sebagai pelatih

Pada 2001, Ancelotti kembali ke AC Milan, kali ini sebagai pelatih. Di sinilah reputasinya sebagai juru taktik ulung mulai terbentuk. Bersama pemain seperti Rui Costa, Maldini, dan Andriy Shevchenko, ia mempersembahkan satu gelar Serie A, satu Coppa Italia, satu Piala Super Italia, dua Liga Champions, dua Piala Super Eropa, dan satu Piala Dunia Antarklub.

Momen paling ikonik adalah kemenangan atas Juventus di final Liga Champions 2003 dan “balas dendam” atas Liverpool di final 2007 setelah kekalahan dramatis pada 2005.

Petualangan di luar Italia

Usai delapan musim sukses di Milan, Ancelotti hijrah ke Inggris untuk menangani Chelsea. Ia langsung menorehkan sejarah dengan membawa The Blues meraih treble domestik (Community Shield, Premier League, dan Piala FA) pada musim 2009/2010.

Karirnya berlanjut ke Prancis, menjadi pelatih Paris Saint-Germain pada Desember 2011. Meski gagal di musim pertama, Ancelotti sukses mempersembahkan gelar Ligue 1 musim 2012/2013 — gelar pertama PSG setelah hampir dua dekade.

Era keemasan di Real Madrid

Ancelotti kemudian ditunjuk sebagai pelatih Real Madrid pada 2013. Di musim pertamanya, ia mempersembahkan gelar Copa del Rey dan gelar ke-10 Liga Champions (La Décima) yang telah lama dinantikan. Ia juga meraih Piala Super UEFA dan Piala Dunia Antar klub sebelum didepak pada 2015 akibat kegagalan di musim kedua.

Setelah jeda setahun, ia melatih Bayern Muenchen pada 2016 dan memenangkan Bundesliga serta dua Piala Super Jerman. Namun, performa tak konsisten membuatnya dipecat pada 2017.

Pelatih asal Italia itu lalu sempat melatih Napoli (2018–2019) dan Everton (2019–2021) dengan hasil yang tidak begitu cemerlang.

Baca juga: Ancelotti dikabarkan akan tinggalkan Real Madrid untuk latih Brasil

Kembali ke Bernabeu dan cetak sejarah

Pada 2021, Ancelotti kembali ke Real Madrid untuk periode keduanya. Ia membawa Los Blancos menjuarai La Liga 2021/2022 — satu-satunya gelar domestik yang belum ia raih sebelumnya bersama Madrid — serta kembali menjuarai Liga Champions dengan mengalahkan Liverpool di final.

Musim 2023/2024, Ancelotti semakin mengukuhkan statusnya sebagai salah satu pelatih terhebat. Ia menambah koleksi trofinya bersama Madrid dengan menjuarai La Liga, Liga Champions kelima dalam kariernya, dan Piala Super Spanyol. Total, ia telah meraih 23 trofi sebagai pelatih hingga saat ini.

Namun, di musim 2024/2025 ini, ia dinilai nihil kreativitas dan sering kali kehilangan poin di klasemen liga domestik. Ia juga harus rela angkat kaki dari Liga Champion, usai Real Madrid takluk di tangan Arsenal dengan agregat 5-1.

Saat ini Ancelotti dikabarkan akan meninggalkan El Real pada akhir musim, dan akan duduk di kursi kepelatihan timnas Brasil.

Filosofi dan gaya kepelatihan

​​​​​​​Carlo Ancelotti dikenal sebagai pelatih yang fleksibel dan cerdas dalam membaca permainan. Ia kerap menggunakan formasi 4-3-3 untuk menjaga keseimbangan lini, tetapi tak ragu beralih ke 4-4-2 atau 4-5-1 sesuai kebutuhan. Dalam bertahan, timnya bisa melakukan pressing tinggi atau bermain dalam blok rendah.

Keunggulannya terletak pada kemampuannya membangun hubungan yang baik dengan pemain serta menyesuaikan taktik dengan karakter skuad yang dimiliki.

Sebagai pelatih dengan lima gelar liga top Eropa dan empat gelar Liga Champions, Ancelotti telah menulis namanya dalam sejarah sebagai legenda sejati sepak bola dunia.

Baca juga: Real Madrid dipastikan tanpa Mbappe dan Mendy kontra Getafe

Baca juga: Jelang El Clasico Flick akui bersimpati dengan situasi Ancelotti

Pewarta: Raihan Fadilah

Editor: Suryanto

Copyright © ANTARA 2025

Total hadiah Liga Champions 2024/2025 Rp45 triliun: Ini rinciannya

Pesepak bola dan ofisial Paris Saint-Germain merayakan keberhasilan timnya mengalahkan Arsenal pada laga leg kedua semifinal Liga Champions di Stadion Parc des Princes, Paris, Prancis, Kamis (7/5) dini hari WIB. Paris Saint-Germain (PSG) melaju ke final Liga Champions usai mengalahkan Arsenal dengan skor 2-1 sehingga unggul agregat 3-1. ANTARA FOTO/Xinhua/Gao Jing/tom.

Jakarta (ANTARA) – Kompetisi Liga Champions musim ini tidak hanya hadir dengan format baru, tetapi juga menawarkan peningkatan signifikan dalam total hadiah uang. UEFA mengumumkan bahwa total dana hadiah untuk Liga Champions musim 2024/2025 mencapai £2,06 miliar atau sekitar Rp45 triliun, meningkat sepertiga dibanding musim sebelumnya yang berada di angka £1,74 miliar atau sekitar Rp23 triliun.

Musim ini, format kompetisi telah diperluas dari 32 menjadi 36 tim pada fase liga. Perubahan ini tidak hanya mempengaruhi struktur kompetisi, tetapi juga berdampak pada besaran hadiah yang diterima oleh klub-klub peserta.

Baca juga: PSG melaju ke final Liga Champions seusai singkirkan Arsenal

Hadiah dasar dan insentif fase liga

Setiap klub yang lolos ke fase liga akan langsung menerima dana partisipasi sebesar £15,7 juta (sekitar Rp344 miliar), bahkan jika mereka kalah di semua pertandingan. Selain itu, UEFA juga memberikan insentif berdasarkan hasil pertandingan di fase liga, yaitu:

  • Kemenangan: £1,8 juta (Rp39 miliar)
  • Hasil imbang: £590.000 (Rp13 miliar)
  • Lolos otomatis ke babak 16 besar (peringkat 8 besar fase liga): tambahan £1,7 juta (Rp37 miliar)

Hadiah tahapan knock-out

Memasuki fase gugur, hadiah uang semakin meningkat sesuai dengan pencapaian klub dalam setiap putaran, sebagai berikut:

  • Babak 16 besar: £9,4 juta (Rp206 miliar)
  • Perempat final: £10,7 juta (Rp234 miliar)
  • Semifinal: £12,9 juta (Rp283 miliar)
  • Runner-up: £15,9 juta (Rp349 miliar)
  • Juara Liga Champions: £21,5 juta (Rp471 miliar)

Baca juga: Martin Odegaard minta Arsenal tak larut dalam kekecewaan

Sebagai ilustrasi, Arsenal yang berhasil melaju hingga perempat final dan bertemu Real Madrid, telah mengantongi lebih dari £38 juta atau sekitar Rp833 miliar dari hadiah uang, terlepas dari apakah mereka melaju lebih jauh atau tidak.

Tim yang nantinya menjadi juara Liga Champions musim ini, akan mendapatkan total hadiah uang yang mereka kumpulkan mencapai £83 juta (sekitar Rp1,82 triliun).

Bonus tambahan: Pilar nilai

Untuk pertama kalinya musim ini, UEFA juga memperkenalkan sistem pembayaran baru yang disebut “value pillar” atau pilar nilai. Mekanisme ini memberikan bonus tambahan hingga £10,5 juta atau sekitar Rp230 miliar kepada klub berdasarkan dua kriteria utama: performa historis klub di kompetisi Eropa, serta kontribusi nilai siaran dari negara asal klub tersebut.

Dengan adanya pilar nilai ini, klub-klub besar dengan rekam jejak kuat di Eropa dan berasal dari negara dengan hak siar tinggi memiliki peluang mendapatkan pemasukan lebih besar, terlepas dari hasil mereka musim ini.

Kemenangan di Liga Champions UEFA tidak hanya menjadi pencapaian prestisius di level sepak bola Eropa, tetapi juga membawa manfaat finansial yang luar biasa. Dengan struktur hadiah yang diperluas dan diperkuat oleh sistem bonus baru, kompetisi ini kini semakin menarik secara ekonomi bagi klub-klub papan atas Eropa.

Baca juga: Arteta: tim terbaik telah tersingkir

Baca juga: PSG ke final Liga Champions, Hakimi: Saya sudah menantikan momen ini

Pewarta: Raihan Fadilah

Editor: Suryanto

Copyright © ANTARA 2025

Liverpool juara Liga Inggris 2024/2025: Ini rincian hadiahnya

Suporter klub sepak bola Liverpool merayakan kemenangan tim dukungannya setelah mengalahkan Tottenham Hotspur FC dalam pertandingan lanjutan Liga Inggris di Anfiled, Liverpool, Inggris, Minggu (27/4/2025) malam. Liverpool memastikan diri sebagai juara Liga Inggris 2024-2025 setelah mengalahkan Tottenham Hotspur FC dengan skor 5-1 sehingga mengumpulkan poin 82. (ANTARA FOTO/Xinhua/Li Ying/nym.)

Jakarta (ANTARA) – Liverpool resmi mengunci gelar juara Liga Primer Inggris musim 2024/2025 setelah mengalahkan Tottenham Hotspur dengan skor meyakinkan 5-1 pada 27 April lalu. Keberhasilan ini menjadi pencapaian bersejarah bagi The Reds, yang kini telah mengoleksi 20 gelar juara Liga Inggris, dua di antaranya diraih di era Premier League.

Dengan 82 poin dari 35 pertandingan – hasil dari 25 kemenangan, 7 kali imbang, dan hanya 3 kekalahan – Liverpool memastikan diri tak terkejar lagi oleh pesaing terdekat. Tiga laga tersisa melawan Arsenal, Brighton, dan Crystal Palace hanya menjadi pelengkap perjalanan mereka musim ini.

Sebagai bentuk penghargaan, Liverpool akan menerima trofi Liga Primer Inggris pada laga kandang terakhir melawan Crystal Palace di Stadion Anfield, 25 Mei mendatang. Trofi ini memiliki tinggi 104 cm dan lebar 61 cm, serta dihiasi pita merah-putih yang melambangkan warna klub.

Selain itu, Premier League juga menyediakan 40 medali juara yang terbuat dari perak, yang akan dibagikan kepada pelatih kepala, para pemain, dan staf yang berperan penting sepanjang musim. Pemain yang berhak memperoleh medali adalah mereka yang tampil dalam setidaknya lima pertandingan Liga Inggris musim ini.

Federico Chiesa menjadi pemain terbaru yang memastikan diri menerima medali setelah tampil sebagai pemain pengganti dalam laga melawan Chelsea pada 4 Mei lalu. Hingga saat ini, sudah ada 22 pemain Liverpool yang memenuhi syarat tersebut.

Baca juga: Profil Arne Slot: Pelatih Belanda pertama yang bawa Liverpool juara

Hadiah uang tunai juara Liga Inggris

Meski Premier League tidak menetapkan secara eksplisit besaran hadiah uang tunai bagi sang juara setiap musimnya, berdasarkan rujukan musim sebelumnya, Manchester City selaku juara 2023/2024 menerima sebesar £22,6 juta atau sekitar Rp491,7 miliar dalam bentuk hadiah tunai.

Jumlah tersebut dapat menjadi acuan bahwa Liverpool kemungkinan akan menerima angka serupa, mengingat struktur distribusi hadiah tidak banyak berubah dalam beberapa musim terakhir. Namun, selain hadiah utama, klub juara juga berpeluang memperoleh tambahan keuntungan dari pendapatan komersial, hak siar, dan sponsor.

Sebagai ilustrasi, klub dengan peringkat terbawah musim ini, Sheffield United, hanya menerima sekitar £1,1 juta atau sekitar Rp24 miliar sebagai merit payment, jauh di bawah yang diterima oleh sang juara.

Baca juga: Alejandro Garnacho berambisi bawa MU raih gelar Liga Europa

Bonus komersial dan beban finansial

Gelar juara Premier League juga membuka pintu bonus tambahan dari sponsor dan mitra komersial yang biasanya memiliki klausul khusus dalam kontrak jika klub berhasil menjadi kampiun. Kondisi ini dapat memperkuat posisi negosiasi Liverpool dalam kerja sama komersial di masa depan.

Namun demikian, keberhasilan menjadi juara juga dapat menimbulkan konsekuensi finansial. Sejumlah pemain dan staf teknis diketahui memiliki klausul bonus dalam kontraknya yang akan aktif jika tim meraih trofi Liga Inggris. Artinya, Liverpool juga perlu menyiapkan dana ekstra untuk memenuhi komitmen internal tersebut.

Baca juga: Alexander-Arnold tinggalkan Liverpool dengan jejak luar biasa hebat

Baca juga: Pelatih Nottingham Forest tetap sanjung pemainnya meski gagal menang

Pewarta: Raihan Fadilah

Editor: Suryanto

Copyright © ANTARA 2025

Persib juara Liga 1, segini total hadiah yang akan diterima

Bobotoh menyalakan suar untuk merayakan keberhasilan Persib Bandung menjuarai Liga 1 di Jembatan Layang Mochtar Kusumaatmadja di Bandung, Jawa Barat, Senin (5/5/2025). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/tom/aa.

Jakarta (ANTARA) – Persib Bandung resmi mengunci gelar juara BRI Liga 1 musim 2024/2025 setelah hasil imbang 3-3 antara Persik Kediri dan Persebaya Surabaya pada Senin (5/5) di Stadion Brawijaya, Kediri. Hasil tersebut memastikan Persib tak lagi bisa dikejar oleh para pesaingnya di papan atas klasemen.

Dengan koleksi 64 poin dari 31 pertandingan, Maung Bandung unggul 10 poin dari dua pesaing terdekat, Persebaya Surabaya dan Dewa United, yang masing-masing baru mengoleksi 54 poin. Raihan ini menandai keberhasilan back-to-back Persib sebagai juara Liga 1 setelah musim sebelumnya juga keluar sebagai kampiun.

Baca juga: Persib Bandung juara deui euy!

Hadiah juara naik jadi Rp7,5 miliar

Sebagai juara Liga 1 musim ini, Persib Bandung berhak menerima hadiah utama senilai Rp7,5 miliar. Angka ini meningkat drastis sebesar 50 persen dibandingkan musim 2023/2024 lalu yang hanya sebesar Rp5 miliar.

Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB), Ferry Paulus, menjelaskan bahwa kenaikan nilai hadiah ini merupakan bagian dari komitmen untuk terus meningkatkan profesionalisme dan daya saing kompetisi domestik.

“Untuk total hadiah kalau musim sebelumnya Rp5 miliar, maka kali ini kami naikkan menjadi Rp7,5 miliar,” ujar Ferry dalam keterangan resminya, Rabu (26/6/2024).

Kontribusi klub capai puluhan miliar rupiah

Selain hadiah juara, Persib Bandung juga berhak atas dana kontribusi klub yang nilainya turut mengalami peningkatan. Dana kontribusi ini terdiri dari berbagai komponen seperti kontribusi tetap (fixed contribution), prestasi klasemen (sporting merit), nilai rating dan share siaran televisi, serta pemenuhan aspek lisensi klub (club licensing).

Untuk musim ini, kontribusi tetap bagi setiap klub diperkirakan mencapai Rp12 miliar, naik 60 persen dari musim sebelumnya yang berada di angka Rp7,5 miliar. Dengan status sebagai juara dan didukung berbagai aspek pendukung lainnya, Persib diprediksi akan menerima dana kontribusi dalam jumlah maksimal.

“Kalau kita lihat musim 2021/2022, itu naik 50 persen di 2022/2023. Musim ini naik jadi 60 persen. Terjemahkan saja angkanya sendiri,” tutur Ferry merujuk pada tren peningkatan struktur pendanaan klub dari LIB.

Baca juga: Untuk kenyamanan konvoi juara, LIB majukan laga terakhir Persib

Total potensi pemasukan lebih dari Rp27 miliar

Dengan menggabungkan hadiah juara sebesar Rp7,5 miliar dan kontribusi klub yang diperkirakan mencapai lebih dari Rp20 miliar, maka total pemasukan Persib Bandung musim ini diproyeksikan dapat menembus angka di atas Rp27 miliar.

Angka tersebut belum termasuk potensi pendapatan dari sektor komersial lainnya seperti sponsor, penjualan tiket pertandingan, serta merchandise resmi klub yang secara historis menjadi salah satu sumber pemasukan terbesar Maung Bandung.

Sebagai salah satu klub dengan basis suporter terbesar di Tanah Air, Persib juga hampir dipastikan meraih skor maksimal dalam aspek TV rating & share. Ditambah dengan struktur manajemen klub yang modern dan profesional, Persib diperkirakan lolos seluruh aspek lisensi klub yang disyaratkan oleh operator kompetisi.

Keberhasilan Persib Bandung menjadi juara Liga 1 musim 2024/2025 bukan hanya soal prestasi di atas lapangan, tetapi juga mencerminkan keberhasilan manajerial dan komersial klub.

Dengan hadiah dan kontribusi dana yang signifikan, Maung Bandung memiliki modal kuat untuk mempertahankan performa dan bersaing di level yang lebih tinggi pada musim-musim mendatang.

Baca juga: Erick Thohir tanggapi tudingan Andre Rosiade soal mafia di sepak bola

Baca juga: Bali United kantongi lisensi tampil di liga Asia dan Liga 1

Pewarta: Raihan Fadilah

Editor: Suryanto

Copyright © ANTARA 2025

Gak cuma Persija, ini dia daftar klub sepak bola di Jakarta

Pesepak bola Borneo FC Samarinda Mariano Peralta (kanan) menendang bola dengan diadang pesepak bola Persija Jakarta Ramon Bueno (kiri) dalam pertandingan Liga 1 2024/2025 di Stadion Segiri, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (4/5/2025). Borneo FC Samarinda kalahkan Persija Jakarta dengan skor akhir 1-0. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/YU.

Jakarta (ANTARA) – Selama satu dekade terakhir, eksistensi klub-klub sepak bola di wilayah Jakarta belum mampu menandingi dominasi Persija Jakarta. Macan Kemayoran tercatat sebagai satu-satunya klub asal Ibu Kota yang secara konsisten bersaing di kasta tertinggi Liga Indonesia.

Padahal, denyut kehidupan sepak bola Jakarta tak hanya datang dari Persija. Sejumlah klub lain juga masih eksis dan aktif berkompetisi, meskipun mayoritas hanya berlaga di level amatir seperti Liga 4 Zona DKI Jakarta. Beberapa di antaranya bahkan memiliki sejarah panjang dan peran penting dalam pengembangan sepak bola usia muda di Jakarta.

Baca juga: Persija pecat Carlos Pena dan tunjuk Ricky Nelson sebagai caretaker

Berikut daftar klub sepak bola yang bermarkas di Jakarta selain Persija:

1. PSJS Jakarta Selatan (Jaksel FC)

Didirikan pada 1975, klub ini semula bernama Persija Selatan-Barat (Selbar), sebelum akhirnya pecah menjadi PSJS dan Persija Barat. PSJS pernah menembus Divisi I Perserikatan (1988) dan Liga Indonesia (2012), namun belum pernah tampil di kasta tertinggi. Kini, klub tersebut berganti nama menjadi Jaksel FC dan berlaga di Liga 4 Zona DKI Jakarta. Klub ini aktif dalam pembinaan usia muda seperti di ajang Piala Soeratin.

2. Persija Barat FC

Bermarkas di Stadion Cenderawasih, Cengkareng, Jakarta Barat, klub ini berkiprah di Liga 4 dan sempat menembus semifinal Zona DKI pada musim 2021. Fokus utama klub ini adalah pengembangan pemain muda melalui kompetisi internal Askot PSSI Jakarta Barat.

3. Persitara Jakarta Utara

Laskar Si Pitung adalah salah satu klub dengan sejarah paling kuat di Jakarta selain Persija. Pernah bermain di Divisi Utama Perserikatan 1985/1986 dan bersaing dengan Persija di kompetisi Liga Indonesia 2006. Namun sejak terdegradasi pada 2010, klub ini sulit bangkit kembali. Hanya loyalitas suporter NJ Mania menjadi salah satu pilar utama keberlanjutan klub ini.

4. Urakan FC

Klub dengan nama unik ini merupakan singkatan dari Ulet Rajin Kreatif Anti Narkoba. Bermarkas di Lapangan Gedong, Jakarta Timur, Urakan FC saat ini bermain di Liga 4 Zona DKI Jakarta.

Baca juga: Borneo FC menang tipis 1-0 saat jamu Persija

5. ABC Wirayudha FC

Berdiri pada 5 Oktober 1978, ABC Wirayudha FC adalah anggota Asprov PSSI DKI Jakarta yang bermarkas di Lapangan Gongseng, Jakarta Timur. Klub ini telah aktif dalam berbagai kompetisi regional sejak era Askot PSSI Jakarta Timur.

6. Bintang Kranggan FC (BKFC)

BKFC berdiri sejak 1986 dan bermarkas di Lapangan Hankam Kalimanggis, Jakarta Timur. Klub ini juga menjadi peserta Liga 4 Zona DKI Jakarta.

7. Taruna Persada FC

Merupakan anggota Asprov PSSI DKI Jakarta, klub ini aktif sejak 2016 di Liga 4 dan bermarkas di Lapangan Sepakbola Ceger, Jakarta Timur.

8. Jakarta United FC

Dulunya bernama Jakarta Timur FC, klub ini berganti nama menjadi Jakarta United FC pada 2018. Klub amatir ini bermarkas di Stadion GOR Ciracas, Jakarta Timur dan saat ini bermain di Liga 4 Jakarta.

9. PS Bina Taruna

Didirikan pada 11 November 1972, PS Bina Taruna dikenal dengan julukan Elang Timur. Klub ini bermarkas di Stadion Bea Cukai, Jakarta Timur, dan konsisten mengikuti Liga 4 Jakarta.

Baca juga: Persija Jakarta bertekad bangkit saat jamu Bali United di JIS

10. PS Pemuda Jaya

Salah satu klub tertua di Jakarta, berdiri pada 28 Oktober 1959. Klub ini awalnya merupakan organisasi kepemudaan pasca-kemerdekaan. Saat ini hanya cabang Jakarta Timur yang masih aktif dan bermarkas di GOR Pondok Bambu.

11. Batavia FC

Dikenal dengan julukan The Batavians, klub ini bermarkas di Stadion Soemantri Brodjonegoro atau kadang di Soccer Field Pancoran, Jakarta Selatan. Batavia FC menjuarai Liga 3 DKI Jakarta 2021 dan Liga 4 DKI Jakarta 2025. Klub ini dimiliki oleh tokoh sepak bola nasional, Gede Widiade.

12. ASIOP FC

Akademi Sepak Bola Intinusa Olah Prima berdiri pada 28 September 1997 dan telah mencetak banyak pemain nasional seperti Andritany Ardhiyasa dan Achmad Jufriyanto. Klub ini kini memiliki tim senior yang bermain di Liga 4 dan bermarkas di Asiop Stadium, Jakarta Pusat.

13. Jakarta City FC

Sebelumnya bernama Putra Citra Muda FC, klub ini berganti nama menjadi Jakarta City FC pada 2020. Bermarkas di Stadion Kamal Muara, Jakarta Utara, klub ini aktif berkompetisi di Liga 4 Jakarta dengan julukan The Batavian.

Keberadaan klub-klub ini membuktikan bahwa Jakarta tidak kekurangan potensi sepak bola. Namun, tantangan utama tetap pada pendanaan, manajemen, serta minimnya dukungan infrastruktur. Meski demikian, upaya pengembangan pemain muda dan partisipasi aktif di liga amatir menjadi langkah penting dalam menjaga eksistensi sepak bola di Jakarta.

Lewat kompetisi yang sehat dan dukungan dari berbagai pihak, bukan tak mungkin di masa depan klub-klub ini bisa kembali bersaing di kasta tertinggi dan mendampingi Persija Jakarta sebagai wakil Ibu Kota di pentas nasional.

Baca juga: Ricky Nelson beri suntikan motivasi kepada Persija jelang lawan Borneo

Baca juga: Stefano Cugurra buka peluang kembali latih Persija Jakarta

Pewarta: Raihan Fadilah

Editor: Suryanto

Copyright © ANTARA 2025

Fakta gaji pemain sepak bola Indonesia: Bisa ratusan juta rupiah

Pemain Madura United Taufik Hidayat (kanan) berusaha merebut bola dari pemain Persebaya Surabaya Arief Catur Pamungkas (ketiga kiri bawah) saat pertandingan pekan ke-29 BRI Liga 1 Indonesia di Stadion GBT Surabaya, Minggu (20/4/2025) malam. (ANTARA/Rizal Hanafi)

Jakarta (ANTARA) – Gaji pemain sepak bola di Indonesia selama ini kerap menjadi bahan perbincangan publik. Meski sering dianggap memiliki penghasilan tinggi, nilai pasti gaji para pemain belum pernah diungkap secara terbuka oleh klub-klub sepak bola nasional.

Tidak seperti di Eropa, di mana gaji pemain diketahui luas oleh publik dan sering dilaporkan media, klub-klub di Indonesia cenderung tertutup dalam hal ini. Informasi yang tersedia di ranah publik biasanya hanya berupa nilai pasar pemain yang dapat diakses melalui situs Transfermarkt.

Namun, sedikit gambaran mengenai besaran gaji pemain sepak bola di Tanah Air sempat diungkapkan oleh Manajer Persebaya Surabaya, Candra Wahyudi, dalam sebuah wawancara di kanal YouTube MAINBASKET. Video tersebut tayang pada 19 Maret 2021 dengan judul Mengintip Besar Gaji Pemain Basket dan Sepak Bola Bersama Manajer Persebaya.

Dalam video itu, Candra menjelaskan bahwa rata-rata gaji pemain sepak bola lokal di Indonesia berada di kisaran puluhan juta rupiah per bulan. Sementara itu, pemain asing yang merumput di kompetisi nasional umumnya digaji hingga ratusan juta rupiah setiap bulan.

Baca juga: Indonesia terhenti di perempat final AFC Women’s Futsal 2025

“Kalau di Indonesia, rata-rata ya, per bulannya masih di puluhan juta rupiah untuk pemain lokal. Sementara pemain asing rata-rata sudah ratusan juta per bulan,” ujar Candra.

Lebih lanjut, ia juga mengungkap kisaran gaji tertinggi yang diterima oleh para pemain sepak bola profesional di Indonesia. Menurutnya, pemain asing bisa memperoleh gaji tertinggi antara Rp250 juta hingga Rp300 juta per bulan. Sedangkan untuk pemain lokal, gaji tertinggi berkisar antara Rp130 juta sampai Rp150 juta per bulan.

“Itu belum termasuk bonus, terima bersih,” tambahnya.

Terkait sistem pembayaran gaji, Candra menjelaskan bahwa skema kontrak sangat bergantung pada kebijakan masing-masing klub. Tidak ada standar baku dalam kontrak pemain di Indonesia. Beberapa klub ada yang memberikan down payment (DP) di awal, sementara lainnya membayarkan gaji secara rutin setiap bulan.

“Secara umum, kalau di Indonesia kontrak pemain tidak ada standarnya. Tergantung klub masing-masing. Yang sering dipakai adalah sistem kontrak satu tahun dengan nilai tertentu. Nah, nilai kontrak itu di-breakdown bisa dibayar per bulannya atau tidak tergantung kesepakatan,” ujar Candra.

Dengan demikian, meskipun angka pasti gaji pemain sepak bola di Indonesia masih bersifat tertutup, informasi dari para pelaku industri seperti manajer klub dapat memberikan gambaran umum mengenai besaran penghasilan pemain.

Hal ini juga mencerminkan semakin profesionalnya dunia sepak bola Indonesia yang terus berkembang, meski masih menghadapi tantangan dalam hal transparansi dan standardisasi sistem kontrak pemain.

Baca juga: Tanggapi sanksi FIFA, Menpora ajak suporter lebih santun

Baca juga: Besok pagi, PSSI buka penjualan tiket timnas Indonesia melawan China

Pewarta: Raihan Fadilah

Editor: Suryanto

Copyright © ANTARA 2025

Segini gaji pemain asing di Liga 1: Ratusan juta sebulan!

Pesepak bola asing baru Persebaya Surabaya Dejan Tumbas (kiri) mengikuti latihan di Lapangan THOR, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (16/1/2025). Tim bajul ijo resmi merekrut dua pemain asing baru yakni Dejan Tumbas asal Serbia berposisi penyerang dan Dime Dimov asal Makedonia Utara berposisi bek untuk mengarungi BRI Liga 1 putaran kedua. ANTARA FOTO/Rizal Hanafi/foc.

Jakarta (ANTARA) – Pertanyaan mengenai besaran gaji pemain asing yang berlaga di kompetisi Liga 1 Indonesia mulai terungkap. Selama ini, gaji pemain sepak bola, khususnya pemain asing, menjadi isu yang jarang dibuka ke publik karena klub-klub Tanah Air enggan mempublikasikan secara terbuka nilai kontrak para pemainnya.

Namun, informasi terkait besaran gaji tersebut sempat disampaikan oleh Manajer Persebaya Surabaya, Candra Wahyudi, dalam sebuah wawancara yang ditayangkan di kanal YouTube MAINBASKET pada 19 Maret 2021.

Dalam video berjudul Mengintip Besar Gaji Pemain Basket dan Sepak Bola Bersama Manajer Persebaya, Candra mengungkap bahwa pemain asing di Liga 1 bisa menerima gaji hingga ratusan juta rupiah per bulan.

“Gaji paling tinggi pemain asing bisa mencapai Rp250 juta sampai Rp300 juta per bulan. Untuk lokal, paling besar antara Rp130 juta sampai Rp150 juta per bulan. Itu belum termasuk bonus, terima bersih,” kata Candra dalam video tersebut.

Menurut Candra, besaran gaji pemain asing sangat bergantung pada sejumlah faktor, termasuk pengalaman bermain di liga-liga luar negeri. Pemain yang pernah berlaga di liga top Eropa, misalnya, cenderung memiliki nilai kontrak lebih tinggi karena dianggap memiliki kualitas dan pengalaman lebih baik.

Baca juga: Alexis Messidoro berambisi bawa Dewa United tampil di kompetisi

Selain itu, peran dan kontribusi pemain dalam tim juga menjadi pertimbangan utama klub dalam menentukan nilai kontrak. Pemain asing yang mampu memberikan dampak signifikan terhadap performa klub biasanya mendapatkan bayaran lebih tinggi.

“Kalau di Indonesia, rata-rata ya, per bulannya masih di puluhan juta rupiah untuk pemain lokal. Sementara pemain asing rata-rata sudah ratusan juta per bulan,” ujar Candra.

Candra juga menegaskan bahwa sistem pembayaran gaji pemain bergantung pada kebijakan masing-masing klub. Tidak ada standar kontrak yang diberlakukan secara seragam di seluruh klub Liga 1. Umumnya, klub menggunakan sistem kontrak berdurasi satu tahun dengan nilai tertentu, yang kemudian dapat dibayarkan secara bulanan atau dalam bentuk lain seperti down payment (DP).

“Secara umum, kalau di Indonesia kontrak pemain tidak ada standarnya. Tergantung klub masing-masing. Yang sering dipakai adalah sistem kontrak satu tahun dengan nilai tertentu. Nah, nilai kontrak itu di-breakdown bisa dibayar per bulannya atau tidak tergantung kesepakatan,” jelas Candra.

Hingga kini, informasi paling mendekati mengenai nilai gaji pemain sepak bola di Indonesia masih berasal dari nilai pasar yang tercantum di situs Transfermarkt. Berbeda dengan di Eropa, di mana informasi gaji pemain lebih terbuka dan sering menjadi sorotan media, transparansi terkait hal ini masih menjadi tantangan di Indonesia.

Meski demikian, pernyataan dari pihak manajemen klub seperti yang disampaikan oleh Candra Wahyudi setidaknya memberikan gambaran mengenai tingginya nilai kontrak pemain asing di Liga 1, yang bisa mencapai angka ratusan juta rupiah setiap bulan.

Baca juga: PSSI dan LIB Gelar Pelatihan VAR untuk Liga 2 Musim 2025/26

Baca juga: Jadwal Liga 1: persaingan menghindari zona degradasi semakin panas

Pewarta: Raihan Fadilah

Editor: Suryanto

Copyright © ANTARA 2025